Sabtu, 25 September 2010

5 Motivasi kerja yang membuat orang jepang SUKES

Kita tahu jepang menjadi salah negara sukses di asia dan dunia. Pada artikel kali ini bintang akan membahas motivasi kerja apa saja sih yang membuat kebanyakan orang disana sukses.Mungkin banyak faktor yang membuat semua itu terjadi.
Tapi bintang sendiri yakin motivasi dibawah inilah, yang membuat kebanyakan masyarakat jepang hidup makmur seperti sekarang ini :
1. Kerja Keras
Tentu ini motivasi yang patus kita contoh! Sama seperti kebanyakan orang-orang di Asia Timur. Mereka menjadi pekerja keras dalam hidupnya.
Kata mutiara motivasi : Di dunia ini tidak ada yang namanya kegagalan, yang ada adalah kita kurang bekerja keras.
2. Pantang Menyerah
Masyarakat jepang untuk ini benar-benar membuktikannya. Dulu mereka setelah porak-poranda akbiat perang dunia ke II. Hanya membutuhkan waktu tidak lama untuk menjadi salah satu pusat ekonomi dunia.
Pesan Motivasi : Menyerahlah jika peluang benar-benar sudah habis. Tapi selagi masih ada satu harapan, Raihlah dengan kerja keras dan anda pasti SUKSES.
3. Menjaga Kehormatan
Jika kamu sering melihat film atau mungkin mengikuti artikel berita di TV, sesekali pasti mendengar istilah Harakiri yaitu bunuh diri dengan menusukkan pedang ke perut. Itu dilakukan oleh masyarakat disana karena mereka tahu malu.
Masih ingat Menteri Kesehatan Jepang yang mengundurkan diri karena melakukan kesalahan. Atau pejabat yang akhirnya bunuh diri karena telah melakukan korupsi. Atau  pelajar yang bunuh diri karena nilainya jelek. Dan menjadikan orang jepang menjadi nomer satu dalam kasus bunuh diri.
Tapi ingat BAIK-BAIK artikel ini tidak memerintahkan anda bunuh diri jika membuat orang lain susah. Pesan Motivasi yang bisa kita raih adalah “Tahu Malulah”, dan kemudian intropeksi diri berbuat lebih baik lagi
4. Rajin Membaca
Membaca seperti menjadi sebuah budaya di Jepang. Bukanlah hal yang aneh melihat orang bejalan sambil membaca.Atau saat anda masuk ke kereta listrik, disana bisa dilihat banyak orang yang membaca.
Banyak-banyaklah membaca artikel, apalagi sekarang sudah zaman internet anda bisa mendapatkan artikel tentang berbagai hal mulai dari komputer, motivasi, sejarah, ekonomi dsb. Karena dengan lebih banyak mengetahui informasi dibanding lawan, anda sudah lebih dekat ke tujuan.
5. Menjaga Tradisi
Motivasi yang ini patut kita contoh. Mengapa? bayangkan saja dengan kemajuan tekhnologi dan ekonomi. Mereka tetap tidak meninggalkan tradisi. Bahkan bintang pernah menonton berita yang memperlihatkan “Laptop dikasih jampi-jampi supaya tidak terkena masalah”.
Entah sekarang anda saat ini kerja atau sedang belajar. Gunakanlah artikel sukses dari orang jepang diatas untuk dijadikan motivasi. Kobarkan SEMANGAT anda, karena sukses adalah HAK setiap orang bagi yang mau menerimanya.

Jumat, 10 September 2010

SELAMAT IDUL FITRI 1431 H

Segenap Keluarga Besar 
Program Keahlian Teknik Elektronika Industri
SMK Negeri 1 Ampelgading 
Mengucapkan :
Minal Aidin wal Faizin
" SELAMAT IDUL FITRI 1431 H "
Mohon Maaf Lahir dan Batin





Minggu, 05 September 2010

Tips Mudik lebaran : Hemat dan Sederhana dalam Merayakan Hari Idul Fitri

Sudah menjadi sebuah tradisi di negeri Indonesia ini, setelah melaksankan ibadah puasa selama 30 hari di bulan Ramadhan, hampir setiap orang yang kebetulan menjadi perantau akan memanfaatkan moment cuti bersama Hari Raya Idul Fitri untuk mudik atau pulang kampung mengunjungi orang tua dan sanak saudara. 

Memang sedikit aneh mengingat sebenarnya masih ada waktu selain Hari Raya Idul fitri untuk bisa sowan dan bermaafan dengan orang tua kita, namun karena pada momen ini seakan sudah menjadi suatu kewajiban bahwa kita mesti pulang kampung mensucikan diri dari kesalahan pada orang tua dan sanak saudara. Padahal ongkos mudik lebaran bisa dipastikan banyak menguras keuangan kita. Namun, apalah daya kita hidup dinegeri yang penuh tradisi, yang konon apabila kita melawan arus, caci maki siap memenuhi telinga kita, ckckck..
Ironisnya, tidak sedikit dari kita yang menjadikan moment pulang kampung atau mudik sebagai ajang unjuk gigi dan pamer kesuksesan! (kesuksesan??? hmmm). Bagi beberapa orang, menghabiskan gaji sebulan hanya untuk tradisi beberapa hari, dan inilah kita, orang yang hidup di negeri penuh tradisi!

Berdasar fenomena yang memang telah menjadi budaya dan sebagai wujud keprihatinan mendalam, tohitem akan berbagi beberapa tips bagaimana kita berhemat saat mudik lebaran, sehingga kita bisa melewati masa-masa krisis keuangan hanya demi mengikuti sebuah tradisi tanpa meninggalkan esensi dari hari Raya Idul fitri yang sebenarnya;

Pertama, Tentukan Waktu Jauh-jauh Hari
Hal pertama yang harus diperhatikan ketika akan memutuskan mudik adalah waktu kapan akan pulang kampung. Bisa sebelum hari raya atau sesudahnya. Ini penting karena berkaitan dengan penentuan sarana transportasi untuk mudik. Apakah menggunakan kendaraan umum seperti bus, kereta api, travel, rental mobil, pesawat atau menggunakan kendaraan pribadi. Waktu ini juga sesuaikan dengan jatah libur kita.Untuk yang memutuskan menggunakan kendaraan pribadi mungkin tidak terlalu menjadi masalah, karena bisa sewaktu-waktu berangkat. Tetapi bagi yang menggunakan kendaran umum menentukan waktu jauh-jauh hari mungkin akan lebih bijak, mengingat kita harus menyiapkan tiket agar tidak kehabisan. Pilihlah sarana transportasi yang aman, nyaman dan sesuai dengan keuangan kita. 
Tentukan juga berapa lama kita mudik dan akan berkunjung kemana saja setelah sampai di kampung. Kita juga harus memikirkan sarana kendaraan untuk berkeliling di rumah sanak saudara kita. Dan yang tidak kalah penting adalah memikirkan transportasi untuk balik kembali ke tempat perantauan. Biasanya kita lupa hal ini karena begitu senangnya sehingga kita lupa bahwa kita mesti kembali lagi. Pikirkan kondisi anggota keluarga kita, istri, anak, pembantu dll. Kasihan jika disuruh berdesakan.

Kedua, Hindari Membawa Barang Berlebihan
Mungkin karena alasan ingin membahagiakan dan menyenangkan kedua orang tua, sebagian dari kita akan memborong berbagai oleh-oleh seperti pakaian dan makanan yang begitu banyak untuk dibagikan ke tetangga dan saudara. Tidak salah, tetapi sebenarnya jika kita berpikir jernih, sebenarnya hal ini hanya sia-sia dan mubadzir saja. Kenapa? Bukankah pada saat hari raya keinginan untuk makan sudah menurun? Kebanyakan oleh-oleh yang kita bawa jarang dimakan saat itu juga. Apalagi biasanya dikampung sudah menyediakan berbagai makanan. Belum lagi, pada saat diperjalanan mudik barang bawaan yang banyak justru merepotkan kita? Selain merepotkan, juga memancing kerawanan. Untuk mengurangi beban barang bawaan, kita bisa belanja di daerah tempat tinggal kita setelah, kita sampai di kampung. Atau cara cerdas lainnya, lebih baik oleh-oleh kita kirim melalui paket atau kurir, disamping praktis juga aman. 
Atau juga sahabat tohitem mencoba tips cerdik versi tohitem, "ganti oleh-oleh seperti pakaian dan makanan, menjadi berupa uang tunai". Cara ini akan sangat menghemat keuangan kita, bisa dihitung misalnya kita membelanjakan beberapa potong pakaian dan makanan mungkin akan menghabiskan lebih dari Rp 1 juta. Nah, kenapa tidak uang Rp 1 juta ini kita kasihkan kepada orang tua kita? Bukankah uang lebih dibutuhkan? Sudah menjadi budaya kita, setiap kali ketemu saudara atau keponakan kita, memberi angpao atau "sangu" seakan menjadi kewajiban. Uang ini akan sangat berarti bagi orang tua kita. Sisi hematnya, bandingkan jika kita membeli oleh-oleh, kita juga masih memberi "amplop" pada orang tua kita kan? Hitung saja berapa penghematan kita. Mungkin hal ini terasa "gemana gitu", tetapi apakah kita akan munafik terhadap diri kita sendiri? Namun, semua itu kembali pada pilihan masing-masing.

Ketiga, Tentukan Budget Keuangan 
Hal penting yang harus dipikirkan sebelum kita mudik agar tidak membuat kacau kondisi keuangan kita adalah kita harus menentukan berapa besar keuangan yang kita butuhkan. Kita harus menyusun daftar kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk mudik lebaran. Mulai dari biaya tiket, ongkos transportasi, buah tangan atau oleh-oleh, dan biaya lain-lain yang pasti terjadi diluar perkiraan kita. Ukur kemampuan keuangan kita, dan jangan menuruti keinginan supaya dianggap wah oleh sanak saudara kita. Sahabat bisa mulai merinci dari sekarang dan sesuaikan dengan persediaan keuangan. 
Prioritaskan apa-apa saja yang perlu. Tidak lucu kan, jika gara-gara mudik kita harus melakukan pinjaman hutang atau menjual aset kita? Toh, moment untuk bertemu keluarga tidak hanya pada saat lebaran? Bukankah, masih ada hari setelah hari raya? Bukankah kita masih membutuhkan biaya untuk anak istri kita? Dan bukankah, esensi lebaran bukan untuk ajang pamer dan gengsi? Memang, moment hari raya idul fitri hanya setahun sekali, dan ada yang berpikiran kapan lagi kita membahagiakan kedua orang tua dan saudara kita. Namun, semua itu tentu saja harus diimbangi dengan pertimbangan rasional dan logika.

Semoga setelah menjalankan ibadah puasa selama sebulan, kita bisa mendapat manfaat efek rohani dari semua amalan dibulan puasa. Dan kita sempurnakan dengan bermaafan di hari fitri bersama keluarga dan saudara. Semoga pula kita ditempatkan dalam golongan kaum yang tidak berlebih-lebihan dan sifat ria. Menjadi pribadi yang mengedepankan pola hidup sederhana cerminan muslim pengikut Nabi Muhammad saw. Amin.