Rabu, 15 April 2015

Materi Pendukung UN : 38. Mengidentifikasi manajemen pemeliharaan peralatan elektronika


Sebelum membicarakan lebih jauh tentang manajemen pemeliharaan dan perbaikan, lebih dahulu kita perlu memahami sifat pekerjaan atau kegiatan pemeliharaan dan perbaikan secara umum.

Gambar 1.1. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan

Pemeliharaan dan perbaikan meliputi berbagai aktifitas atau kegiatan, seperti ditunjukkan pada gambar 1.1. Pada umumnya aktifitas tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu: kegiatan yang dapat direncanakan dan kegiatan yang tidak terduga atau tidak dapat direncanakan. Kegiatan pemeliharaan dan perbaikan yang bersifat rutin merupakan kegiatan yang dapat direncanakan, sedangkan kegiatan yang bersifat darurat, misalnya kerusakan alat akibat kecelakaan (misalnya terjatuh, kena petir, dan lain-lain) merupakan kegiatan yang tidak dapat diduga. Namun demikian, hal-hal semacam ini harus dapat di antisipasi. Minimal kita tahu apa yang harus kita lakukan pada saat terjadi gangguan semacam itu.

Pemeliharaan preventif

Dalam pengertian yang luas, pemeliharaan preventif meliputi aspek rekayasa (engneering) dan manajemen. Di bidang rekayasa, pemeliharaan preventif meliputi: mendeteksi dan atau mengoreksi penggunaan peralatan yang ada saat ini, melalui analisa statistik kegagalan atau kesalahan yang ada, atau berdasarkan catatan perbaikan yang ada. Pekerjaan ini harus dapat dilakukan secara tepat oleh orang yang benar-benar ahli pada di bidangnya dan dengan frekuensi yang tepat pula (misalnya dua kali dalam setahun).

Gambar 1.2: Pola kerusakan alat pada umumnya

Jika terlalu sering, maka bukan saja akan menambah biaya pemeliharaan, tetapi juga akan menurunkan produktifitas dan efisiensi kerja perusahaan. Data pada Gambar 1.2. menunjukkan, bahwa kerusakan banyak terjadi pada awal pemakaian alat. Hal ini dapat disebabkan oleh kelalaian pekerja atau kerusakan internal komponen dari pabrik pembuat alat (ini disebut kegagalan produk).
Tingkat kerusakan alat akan menurun setelah pekerja mulai terbiasa menggunakan alat tersebut. Setelah melewati masa kritis, alat akan semakin sering mengalami gangguan, sehingga perbaikan akan semakin sering dilakukan, sampai masa pakai alat tersebut habis. Pada masa ini, artinya alat sudah tidak mungkin diperbaiki lagi.

Di bidang manajemen, kegiatan pemeliharaan meliputi: membuat daftar pekerjaan, menentukan jumlah dan kualifikasi (bidang keahlian) teknisi yang diperlukan, memperkirakan berapa lama pekerjaan tersebut dilaksanakan, merencanakan jadwal pelaksanaan pekerjaan, serta memprediksi biaya pemeliharaan dan perbaikan. Semua kegiatan ini biasanya dicantumkan dalam sebuah lembar kontrol.

Hal paling utama dalam pemeliharaan preventif adalah menentukan Daftar Pekerjaan. Tujuan utama dibuatnya daftar pekerjaan adalah untuk mengingatkan pekerja tentang: alat apa yang harus di servis, apa yang harus dilakukan oleh teknisi atau pekerja (misalnya mengukur atau menguji arus atau tegangan pada titik tertentu, membersihkan alat, mengganti komponen, dan sebagainya. ), Dalam daftar ini juga akan tercantum prosedur pelaksanaan pemeliharaan yang harus dilakukan.

Daftar pekerjaan sebaiknya disusun oleh berbagai stakeholder (manufaktur, ahli mekanik, tenaga ahli, kontraktor, perusahaan asuransi, pemerintah, asosiasi terkait, distributor, konsultan dan berbagai kalangan pengguna produk).

Tabel 1.1 : Jenis pekerjaan dan contohnya

Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan yang bersifat memperbaiki (corrective maintenance) akan berkaitan dengan deteksi kerusakan, penentuan lokasi kerusakan, dan perbaikan atau penggantian bagian yang rusak. Tahapan pemeliharaan korektif dapat dilihat seperti pada Gambar 1.3.

Gambar 1.3. Tahapan pemeliharaan korektif

Alat Bantu Kerja.

Alat bantu kerja adalah semua alat yang dapat digunakan oleh teknisi atau tenaga ahli untuk menentukan jenis dan lokasi kerusakan sistem yang diperiksa. Ini bisa berupa buku manual pemeliharaan, peralatan uji (multi-meter, osiloskop, logic probe, dan sebagainya), atau peralatan khusus (misalnya untuk kalibrasi alat ukur). Peralatan uji dapat kita pelajari secara khusus pada label lain di blog ini. Pada saat kita membeli peralatan elektronik (dan juga alat lainnya), misalnya radio tape, biasanya diberi Buku Manual untuk petunjuk operasi dan petunjuk pemeliharaan atau cara mengatasi gangguan pada alat tersebut. Bentuk dan format manual pemeliharaan sangat bervariasi, tergantung dari pabrik pembuat alat tersebut. Contoh format manual pemeliharaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Gambar 1.4: Peralatan bantu diagnosis (contoh)

Tabel 1.2. Contoh manual pemeliharaan tape-player

Manual pemeliharaan juga ada yang berupa diagram alir, seperti ditunjukkan pada Gambar 1.6. Sistem yang akan dianalisis dalam contoh ini misalnya adalah sebuah regulator. Gambar 1.5 adalah blok diagram regulator yang akan diperiksa.

Gambar 1.5: Contoh Sistem yang akan di diagnose

Gambar 1.6. Manual perbaikan dalam bentuk diagram alir

Manual yang baik berisi:
  • Diskripsi sistem dan cara mengoperasikannya
  • Spesifikasi kinerja sistem
  • Teori Operasi (sistem, blok diagram atau rangkaian)
  • Cara pemeliharaan (preventif dan cara mengatasi kondisi darurat)
  • Daftar suku cadang
  • Tata letak mekanis

Cara melokalisir kerusakan

Melokalisir kerusakan pada rangkaian sederhana:
Melokalisir kerusakan pada rangkaian sederhana

Melokalisir kerusakan pada rangkaian yang kompleks:
Pada dasarnya sistem yang kompleks terdiri dari beberapa blok rangkaian (sub-sistem) yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda.

Untuk menentukan kerusakan komponen pada rangkaian yang terdiri dari ratusan atau ribuan komponen pastilah tidak mudah. Oleh karena itu, bagilah sistem tersebut menjadi beberapa blok sesuai dengan fungsi setiap blok, seperti contoh gambar 1-8: rangkaian generator sinyal rf berikut ini. Ujilah kinerja setiap blok. Mulailah menguji dari sumber dayanya, dilanjutkan ke blok-blok berikutnya. Dengan cara ini jika ada blok yang tidak berfungsi dengan baik akan mudah dikenali.

Carilah manual dari sebuah sistem elektronik, misalnya TV, Video player atau lainnya. Lihat gambar rangkaiannya. Dari rangkaian tersebut buatlah blok diagramnya.

Gambar 1.8: Diagram Blok Rangkaian Generator RF

Materi Pendukung UN : 37. Menentukan alat kerja bengkel sesuai fungsinya

Peralatan Kerja bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang sering dipakai oleh mekanik dalam melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatan-kegiatan produksi, perawatan, perbaikan dan reparasi. Bagi seorang mekanik yang sehari-harinya melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan guna membantu agar pekerjaannya bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Penggunaan peralatan yang benar dan sesuai fungsinya merupakan keharusan. 

ALAT-ALAT PADA BENGKEL ELEKTRONIKA ALAT-ALAT TANGAN & ALAT LISTRIK


        Untuk bekerja dibidang elektronika, baik merakit maupun memperbaiki. Kita memerlukan alat bantu untuk bekerja disamping komponen-komponen elektronika. Alat-alat bantu tersebut berupa alat-alat tangan maupun alat-alat listrik.
A.    ALAT-ALAT TANGAN
    Alat-alat tangan terdiri dari beberapa macam bentuk dan fungsinya juga berbeda-beda menurut kebutuhan antara lain:
1.     OBENG
Menurut bentuk dan fungsinya ada 2 macam yaitu:
 a.     Obeng Min(-)
Berbentuk pipih dipergunakan untuk memutar sekup, beralur min.
          b.     Obeng plus(+)

Dipergunakan untuk memutar sekrup beralur plus.
2.     TANG
Tangmenurut bentuknya ada beberapa macam dan fungsinya berbada-bada antara lain yaitu:
a.     Tang pengupas
Berfungsi untuk mengupas isolasi kawat atau kabel.
GAMBAR 3. TANG PENGUPAS
b.     Tang potong
Dipergunakan untuk memotong kawat atau kaki-kaki komponen.
c.      Tang lancip
dipergunakan untuk menjepit benda-benda kecil atau kaki komponen yang akan disolder atau dipergunakan untuk meluruskan kaki-kaki komponen.
d.     Tang kombinasi
Dipergunakan untuk segala keperluan.
3.     PALU
Palu dipergunakaan untuk menggiling ,memukul paku dll.
4.     GERGAJI BESI
Dipergunakan untuk memotong beda-benda plat atau seng dan aluminium.
5.     GUNTING PLAT
Dipergunakan untuk munggunting atau memotong plat atau seng dan aluminium.
6.     MISTAR BAJA
Terbuat dari logom stainles stell dan mempunyai ukuran dalam mm dan inchi, dipergunakan sebagai penggaris atau atau untuk memeriksa rata dan tidaknya suatu benda.
7.     GARIS PENYIKU
Alat ini dipergunakan untuk mungkur benda dalam keadaan siku-siku(90°).
8.     KIKIR
Kikir dapat dapat dibedakan menurut bentuknya yaitu:
a.     Kikir kasar
b.     Kikir halus
Berdasarkan penampangya kiki dapat dibagi manjadi beberapa macam yaitu:
1.     Kikir persegi empat              
2.     Kikir setengah bulat        
3.     Kikir bulat                    
4.     Kikir bujur sangkar      
5.     Kikir segitiga                  
9.     BOR
Bor dipergunakan untuk membuat lubang dari kayu maupun logam.
•Menurut jenisya ada 2 macam, yaitu:
1.     Bor tangan
2.     Bor listrik
10.                        RAGUN (CATOK)
Ragun dipergunakan untuk menjepit atau memegang benda yang akan dikerjakan, agar mudah untuk mengerjakannya.  
11.                        PINSET
Dipergunakan untuk menjepit suatu benda yang kecil, atau untuk menjepit kaki komponen yang akan disoleder agar panasnya berkurang.
12.                        PENGGORES
Dipergunakan untuk meberi tanda, atau garis pada benda yang akan dikerjakan.
 
13.                        REANER
Dipergunakan untuk membesarkan lubang sesuai dengan ukuran yang diperukan.
B.    ALAT-ALAT LISTRIK
Alat-alat listrik adalah alat perkasa yang dipergunakan untuk bekerja dengan bantuan tenaga listrik. Menutut fungsinya alat-alat listrik ada beberapa macam antara lain:  
1.     TES PEN
Alat ini dipergunakan untuk melihat adanya sumber tegangan. Tes pen akan menyala bila ada sunber arus dan tidak menyala bila tidak ada sumber arus.
Cara kerja tes pen:
A.    Bagian atas tes pen listrik yang berlubang untuk tempat menempelkan ibu jari atau telunjuk.
B.    Ujungpen tes (logam)sebagai konduktor.
C.     Lampu neon sebagai inductor, menyala bila ujung B ditempelkan pada daerah muatan listrik.
D.    Pelastik atua ebonite sebagaiisolator untk menjaga tegangan konsleting.
2.     SOLDER LISTRIK
Solder listrik merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk menyolder kaki-kaki komponen elktronika dalam suatu rangkaian, baik yang menggunakan PCB maupun moutry strip (kawat pagar yang berdiri).
Solder listrik terdiri dari ujung tembaga dan kawat filomen dan tabung filomen. Untuk menyolder komponen elektronika sebaiknya berdaya 30 watt sampai 30 watt agar komponen yang tidak tahan panas tidak akan rusak. Contoh: Dioda, Transistor, FET, IC da semi konduktor yang lain.
Didalam prakteknya pada saat kita menyolder, untuk alas tempat meletakkan solder kita panas  yang berlebihan dari solder diserap oleh tempatnya. Bila solder selesai dipergunalan, solder harus dilepaskandari jaringa listrik agar ujung solder tidak cepat rusak.
3.     SIGNAL INJECTOR
Signal injector merupakan suatu alat yang kerjanya berdasarkan oscillator audio dan membamg kitkan getara. Bila probe (ujung) dari signal injector di injeksikan pada kaki basis dari tiap-tiap rangkaian penguat audio, maka transistor dikatakan masih baik,bila loudspesaker penguat tarsebut mengeluarkan suara tut-tut. Ranakaian signal injector digunakan khusus untuk rangkaian audio amplifier. Untuk melacak frekwensi tnggi sebaiknya bersama-sama dengan signal tracer. Rankaian signa injector sedemikian sederhana sehingga mungkin untuk dirakit sendir.
4.     SIGNAL TRACER
Signal tracer (pelacak signal) terdiri dari sebuah detector (mengambil kembali frekwensi rendah dari pembawa frekwensi tinggi) dan sebuah telaphon telanga (earphone). Seperti gambar dibawah ini. Pelacak signal dipergunakan untuk mencari kerusakan rangkaian dengan menggunakan tilpone telinga.
Dengan melacak rangkaian dai tingkat permulaan hingga tingkat akhir menggunakan tilpun telinga pelacak signal ini maka dapat dideteksi tingkat rangkaan mana yang rusak dengan mengambil kesimpulan dari tidak terdengarrnya tilpun telinga itu. Signal tracer ini dapat juga digunakan untuk mencari kerusaki  pada rangkaian audio. Seperti signal injercto pada signal trcer juga dapat dibuat sendiri.
5.     Multimeter/ AVO Meter/ Multi Tester
AVO Meter merupakan suatu alat ukur yang serba guna, sesuai dengan namanya yaitu AVO Meter karena merupakan gabungan dari tiga alat ukur dijadikan satu yaitu :
A = Singkatan dari Ampere Meter, untuk mengukur kuat arus listrik
V = Singkatan dari Volt Meter, untuk mengukur tegangan listrik
O = Singkatan dari Ohm Meter, untuk mengukur hambatan listrik
Selain untuk mengukur tiga besaran diatas, AVO Meter/ Multi Meter/ Multi Tester dapat juga dipergunakan untuk mengetahui baik dan buruknya komponen-komponen elektronika. Dalam keadaan terbuka (belum dipasang pada rangkaian) maupun sudah dipasang pada rangkaian elektronika.
Macam-macam AVO Meter
AVO Meter yang di jual di pasaran elektronika ada beberapa merk tertentu mulai dari merk biasa, standar, hingga kualitas terbaik. Untuk AVO Meter standar adalah merk Sanwa, dengan type :
·        SP -10-D
·        SP -15-D
·        AX -303 TR
·        YX -360 TRE
·        YX -360 TRS
·        CX -505 II
·        CX -506
6.     BOR LISTRIK
Bor dipergunakan untuk membuat lubang dari kayu maupun logam.

Secara umum peralatan kerja dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) bagian utama, yaitu: alat-alat tangan (basic hand tools), alat-alat ukur (measuring tools) dan alat-alat khusus (special service tools-SST): 
No
Klasifikasi
Nama Peralatan
1
Alat-Alat  Tangan
a.      Kunci
1)        Kunci Pas
2)        Kunci Ring
3)        Kunci Kombinasi
4)        Kunci Soket
5)        Kunci L
6)        Kunci Inggris
7)        Kunci Busi
b.     Obeng
1)      Obeng Biasa
2)      Obeng Offset
3)      Obeng Ketok
c.       Tang
1)        Tang Kombinasi
2)        Tang Poligrip
3)        Tang Kuat
4)        Tang Potong
5)        Tang Ring Torak
6)        Tang Snap Ring
7)        Tang Moncong Panjang
d.      Pembuka Katup
e.       Ring Compressor
f.       Palu
g.      Tap dan Snai
2
Alat-Alat Ukur
a.      Alat Ukur Mekanik
1)      Mistar Baja
2)      Straight Edge
3)      Kunci Momen
4)      Micrometer
5)      Jangka Sorong
6)      Dial Indicator
7)      Cylinder Bore Gauge
8)      Feeler Gauge
9)      Screw Pitch Gauge
10)  Hidrometer
11)  Pengukur Tekanan Kompressi
b.     Alat Ukur Elektrik
1)        Ampremeter
2)        Voltmeter
3)        Ohm-meter
4)        Multimeter
3
Alat-Alat Khusus
1)      Bearing Splitter
2)      Puller Pearapat Oli
3)      Puller Bantalan
4)      Universal Puller
5)      Kunci Khusus
6)      Punch   
 
 

Materi Pendukung UN : 36. Menentukan rangkaian kontrol PLC

Instruksi Dasar PLC Omron

Programmable Logic Controller (PLC) merupakan suatu unit yang secara khusus dirancang untuk menangani suatu sistem kontrol otomatis pada mesin-mesin industri ataupun aplikasi lainnya. Di dalam CPU PLC dapat dibayangkan seperti kumpulan ribuan relay. tetapi bukan berarti di dalamnya terdapat banyak relay dalam ukuran yang sangat kecil melainkan di dalam PLC berisi rangkaian elektronika digital yang dapat difungsikan seperti contact NO dan contact NC relay. Bedanya dengan relay bahwa satu nomor contact relay (NO/NC) dapat digunakan berkali-kali untuk semua instruksi dasar selain instruksi OUTPUT. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam suatu pemrograman PLC tidak diijinkan menggunakan output dengan contact yang sama. Untuk membuat rancangan/modifikasi suatu sistem langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah :
  • Identifikasi permasalahan
  • Membuat peta alir
  • Membuat program dalam bentuk diagram ladder
Beberapa keuntungan penggunaan PLC adalah :
1. Kehandalan
2. Kebutuhan ruang yang lebih kecil
3. Dapat diprogram untuk aplikasi baru
4. Dapat melakukan lebih banyak fungsi
5. Lebih mudah diperbaiki
6. Relatif murah.
INTRUKSI – INTRUKSI DASAR PLC
Berikut ini adalah contoh sebagian perintah-perintah dasar pada PLC :
1. LOAD (LD)
Perintah ini digunakan jika urutan kerja suatu sistem kontrol hanya membutuhkan satu keadaan logika. Logika ini mirip dengan kontak relay NO.
Simbol :
2. LOAD NOT
Perintah ini digunakan jika urutan kerja sistem kontrol hanya membutuhkan satu kondisi logika. Logika ini mirip dengan kontak relay NC.
Simbol :
3. AND
Perintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem kontrol yang lebih dari satu kondisi logika yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay NO.
Simbol :
4. AND NOT
Perintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem kontrol yang lebih dari satu kondisi logika yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay NC.
Simbol :
5. OR
Perintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem kontrol yang lebih dari salah satu kondisi logika yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay NO.
Simbol :
6. OR NOT
Perintah ini digunakan untuk urutan kerja sistem kontrol yang lebih dari salah satu kondisi logika yang harus terpenuhi semuanya untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay NC.
Simbol :
7. OUT
Jika kondisi logika terpenuhi, perintah ini digunakan untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay NO
Simbol :
8. OUT NOT
Jika kondisi logika terpenuhi, perintah ini digunakan untuk mengeluarkan satu output. Logika ini mirip dengan kontak relay NC
Simbol :
9. TIMER (TIM) dan COUNTER (CNT)
Timer (TIM) dan Counter (CNT) Timer/Counter pada PLC berjumlah 512 buah yang bernomor TC 000 sampai dengan TC 511 (tergantung tipe PLC). Dalam satu program tidak boleh ada nomor Timer/Counter yang sama. Nilai Timer/Counter pada PLC bersifat menghitung mundur dari nilai awal yang ditetapkan oleh program, setelah mencapai angka nol maka contact NO timer/counter akan ON. Timer mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999 dalam bentuk BCD dan dalam orde 100 ms. Sedangkan untuk counter mempunyai orde angka BCD dan mempunyai batas antara 0000 sampai dengan 9999.
Simbol TIMER : Keterangan :
Timer aktif bila kondisi eksekusi ON dan reset bila OFF. Pertama dieksekusi TIM mengukur SV dalam orde 0,1 detik.
Simbol COUNTER Keterangan :
COMPARE –CMP(20)
Kegunaan :
Membandingkan Cp1 dan Cp2 dan hasil output ke GR, EQ dan LE flag dalam area SR
Range : Cp1 ; data ke-1 yang dibandingkan (IO, AR, DM, TC, LR, #)
Cp2 : data ke-2 yang dibandingkan (IO, AR, DM, TC, LR, #)

COMPARE-CMP (20)

DIFU(13)-diferentiate UP

DIFD (14)-Diferentiate Down

ADD (30)-BCD Add

SUB (31)-BCD Substract