CCTV pertama kali dibuat oleh Walter Brunch, dan diisntal di
sebuah area peluncuran roket di Jerman. Oleh karena peluncuran tersebut dirasa
berbahaya, dan banyak orang yang ingin menyaksikannya, maka dibuatlah CCTV
sehingga dapat digambarkan secara detail mengenai peluncurannya. Teknologi CCTV
masih digunakan untuk melihat peluncuran roket, namun meluas fungsinya ke keamanan
bank, institusi militer dan tempat lain yang membutuhkan pengamanan yang
tinggi. Di tahun 1990 dan 2000, camera CCTV mulai dipakai di area publik,
seperti di sudut jalan di negara Inggris. Teknologi CCTV telah membuat evolusi
jalan keamanan di sector publik dan private. CCTV juga diperbolehkan oleh
lingkungan hukum untuk menyelesaikan kriminalitas di area, dimana camera CCTV
dipasang. Sekarang ini, camera CCTV mudah diidentifikasi oleh setiap orang.
Banyak camera CCTV yang dipasang di langitlangit rumah, dinding atau atap
bangunan. Camera CCTV memiliki lensa di bagian depan, dan untuk CCTV model baru
berwarna hitam dan berbentuk kecil, juga dapat melakukan maneuver putaran 360
derajat. Masa depan teknologi camera CCTV sepertinya akan semakin menarik, Dimulai
dari computer yang mulai menggunakan camera CCTV control, yang akan mendeteksi
pergerakan dan mengikuti siapa saja yang ada di depan computer. Kualitas gambar
yang diambil camera CCTV berupa image crystal bening high-definition. CCTV
untuk masa depan juga dapat digunakan untuk membaca signature dan implementasi
pemandangan tengah malam (night-vision). Ketika CCTV mendeteksi adanya gerakan,
maka email akan dapat dikirimkan ke alamat yang dituju, memperingatkan pemilik
email akan keadaan bahaya.
Konfigurasi dari komponen-komponen CCTV dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Gambar 1. Komponen CCTV
Jika
Anda akan memasang perangkat ini, hal pertama yang harus ditilik adalah
menyesuaikannya dengan kebutuhan. Kamera CCTV bisa diletakkan dalam maupun di
luar rumah. Untuk kamera luar ruangan, biasanya telah didesain agar lebih tahan
cuaca dan mampu menjangkau area yang lebih luas, dengan deteksi gerak yang
lebih akurat. Sementara kamera untuk dalam ruang, umumnya memiliki desain yang
lebih cantik agar tetap bisa berpadu apik dengan interior rumah. Berikutnya,
perhatikanlah sentifitas cahaya kamera, yang berpengaruh pada kualitas gambar
yang akan dihasilkan. Tentu saja, kualitas gambar ini, juga tergantung dari tingginya
resolusi yang dimiliki.
Hal
lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah menilik fitur pelengkap
dari sebuah kamera CCTV. Anatara lain menilik kemampuan kamera untuk melakukan
perubahan gerakan ke arah kiri atau ke arah kanan ( pan ) dan gerakan ke atas
atau ke bawah ( tilp ), kemampuan zooming kamera untuk menangkap suatu obyek
secara lebih detail, ataupun warna gambar rekaman, hitam putih atau berwarna.
Gambar hitam putih pada umumnya lebih mampu mengkap gambar secara lebih tajam
pada ruangan yang memiliki penerangan minim. Namun, gambar berwarna kini juga
ada yang telah dilengkapi fitur untuk mengubah warna gambar untuk menjadi hitam
putih. Tentu saja, kelengkapan fitur yang dipilh sebaiknya disesuaikan dengan
budget yang tersedia. Komponen kamera akan menangkap obyek gambar yang akan
ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal elektronik, dan selanjutnya
sinyal-sinyal tersebut akan dikonversikan dari format analog menjadi format
digital dan ditransfer melalui sebuah komputer dan dikompresi untuk selanjutnya
dikirim melalui jaringan. Untuk system kamera CCTV surveillance yang digunakan
di lokasi tertentu misalnya dalam satu gedung, biasanya akan cukup mudah bagi
kita semua bila ingin menambah jumlah kamera yang dipasang tetapi kadang-kadang
untuk dapat melihat tampilan gambar dari setiap kamera yang ada menjadi
permasalahan tersendiri, karena sistem jaringan yang ada di gedung tersebut
kurang mendukung. Seharusnya bila gedung tersebut sudah dilengkapi dengan
sistem jaringan yang baik, berapapun penambahan jumlah kamera serta darimana
saja kita akan melihat tampilan gambar dari setiap kamera tidak akan menjadi
masalah. Umumnya kualitas tampilan gambar yang kurang bagus juga karena
dipengaruhi pencahayaan yang tidak mencukupi atau sangat kurang yang akan
mengakibatkan warna yang muncul terlihat membosankan dan kabur. Ukuran yang
digunakan dalam dalam pencahayaan ini adalah Lux, misalnya sinar matahari yang
terang memiliki ukuran 100.000 Lux, sinar lilin hanya 1 lux. Untuk mendapatkan
kualitas gambar yang bagus biasanya dibutuhkan sekitar 200 lux.
a.
Kamera CCTV
Sesuai dengan namanya, kamera CCTV
memiliki fungsi untuk merekam dan mengambil gambar di sudut atau wilayah yang
telah Anda tentukan. Terdapat dua jenis kamera CCTV yang berbeda berdasarkan
letaknya, yaitu CCTV indoor dan CCTV outdoor. Kamera CCTV memiliki beberapa
fitur pendukung untuk merekam gambar dengan jernih dalam 24 jam penuh. Seperti
night vision yang membuat kamera dapat merekam gambar dengan pencahayaan
terbatas atau saat malam hari, infrared dengan frekuensi tertentu yang tidak
dapat pengguna lihat dengan mata telanjang manusia, dan lain sebagainya.
Gambar 2. Kamera CCTV
b.
Digital Video Recorder (DVR)
Perangkat pembantu pertama dari kamera CCTV adalah DVR. Alat
dengan berbentuk balok pipih ini memiliki fungsi sebagai pengolah informasi
yang diterima dari kamera CCTV, dan kemudian disimpan dalam penyimpan tertentu.
DVR menjadi pusat pengolahan data dari keseluruhan perangkat CCTV. Informasi
yang telah diolah di DVR dari kamera CCTV kemudian akan diteruskan ke monitor
CCTV, baik dalam bentuk digital maupun analog. Dengan fungsinya yang sangat
penting ini, ada baiknya Anda menyimpan DVR di ruangan terbatas yang hanya
dapat diakses oleh orang tertentu dan jauh dari jangkauan umum.
Gambar 3. Digital Video Recorder (DVR)
c.
Kabel CCTV
Kabel CCTV bertugas menghubungkan satu perangkat dengan yang
lainnya. Terdapat dua jenis kabel khusus yang digunakan dalam keseluruhan
sistem kerja CCTV, yakni kabel coaxial dan kabel power. Kabel-kabel tersebut
nantinya menyalurkan supply daya listrik ke seluruh bagian perangkat CCTV.
Kabel coaxial memiliki fungsi sebagai kabel perantara antara kamera CCTV ke DVR
dan menyalurkan sinyal video yang direkam kamera dan kemudian diolah oleh DVR.
Sedangkan kabel power berfungsi untuk memberi daya listrik secara terpusat yang
kemudian disalurkan ke kamera CCTV.
Terdapat dua
kabel khusus yang digunakan pada sistem jaringan CCTV, yaitu kabel power dan
kabel coaxial. Rangkaian kabel-kabel tersebut berperan untuk menyalurkan supply
daya listrik ke seluruh komponen CCTV. Kabel power khusus bertugas untuk
memberikan daya listrik secara terpusat untuk kemudian disalurkan ke kamera
CCTV. Sedangkan kabel coaxial adalah perantara kamera pengawas dengan sinyal
video.
Gambar 4. Kabel Khusus CCTV
d.
Power Supply
Sesuai dengan namanya, power supply mempunyai tugas untuk
menyediakan dan mengalirkan tegangan listrik ke kamera agar keseluruhan
perangkat CCTV dapat bekerja dengan efisien sesuai dengan fungsinya. Tegangan
listrik yang me oleh power supply memiliki tegangan DC 12 V. Power supply merupakan komponen yang
tugasnya menyediakan dan mengalirkan tegangan listrik ke kamera agar CCTV dapat
menyala dan berfungsi. Tegangan listrik yang dialirkan oleh power supply adalah
tegangan DC 12 V. Sehingga satu power supply secara perhitungan sudah cukup
untuk menghidupkan 4 hingga 16 kamera CCTV. Namun setiap merk atau jenis CCTV
memakai power supply yang berbeda-beda, ada tegangan DC 12 Volt, AC 24 Volt,
atau DC 24 Volt.
Gambar 5. Power Supply
e.
Konektor RF
Pada perangkat CCTV terdapat konektor RF yang menjadi komponen
penghubung atau penghantar yang terpasang di ujung kabel coaxial. Konektor ini
mempunyai kegunaan untuk menghubungkan kamera CCTV dengan perangkat DVR.
Setidaknya ini membutuhkan dua jenis konektor agar CCTV dapat
berfungsi, yakni DC dan BNC. Konektor DC berfungsi untuk power CCTV. Sedangkan
konektor BNC atau Bayonet Neil Concelman berguna sebagai konektor kabel data. Konektor RF biasanya merupakan
komponen penghubung yang dipasang pada ujung kabel coaxial. Fungsinya untuk
mengoneksikan kamera CCTV dengan DVR. Dibutuhkan 2 jenis konektor agar CCTV berfungsi,
yaitu BNC dan DC. Konektor BNC (Bayonet Neil Concelman) adalah konektor untuk
kabel data. Sedangkan konektor DC diperuntukan bagi power CCTV.
Gambar
6. Konektor RF
f.
Storage
Sebagai pengolah dan
penyimpan data, DVR tidak dapat bekerja sendiri. Terdapat penyimpan khusus atau
storage yang masuk ke dalam DVR untuk menyimpan semua informasi yang telah DVR
olah. Ada beberapa jenis penyimpanan yang dapat DVR gunakan, seperti Hard Disk,
Cloud, NAS, ataupun SSD. Penyimpan atau storage ini
memungkinkan pemilik CCTV memutar kembali rekaman dari waktu tertentu. Setiap informasi dari kamera yang diterima
oleh komponen DVR selanjutnya akan diolah dan disimpan dalam sebuah storage
khusus. Jenis penyimpanan yang bisa diguanakan yaitu Harddisk, Cloud, SSD atau
NAS. Dengan adanya penyimpanan ini, setiap video yang terjadi
sebelum-sebelumnya bisa diputar kembali jika dibutuhkan sewaktu-waktu.
Gambar 7. Storage (Hardisk Penyimpan)
g. Monitor CCTV
Perangkat terakhir adalah monitor CCTV. Monitor berfungsi sebagai penampil
hasil rekaman atau hasil pemantauan kamera CCTV secara real-time. Anda dapat
menggunakan jenis monitor apa saja, seperti monitor tabung, LCD, LED atau CRT.
Monitor nantinya akan menampilkan hasil gambar dengan kualitas sesuai yang
kamera miliki. Misalnya 1080p atau TVL 600. Monitor berfungsi sebagai penampil hasil
pemantauan kamera dalam sebuah layar komputer. Jenis monitor yang digunakan
bisa apa saja, mulai dari tabung, CRT, LCD, hingga LED. Monitor menerima
informasi dari DVR yang kemudian informasi tersebut akan ditampilkan sebagai
tampilan visual atas pengawasan kamera di lapangan. Saat ini, satu monitor CCTV
sudah bisa untuk menampilkan pemantauan beberapa kamera.
Gambar
8. Monitor CCTV