Minggu, 04 Mei 2025

Pengumuman Kelulusan Kelas XII Tahun 2025

 Hal       : Pemberitahuan Pengumuman Kelulusan Kelas XII

 

Kepada

Yth. Bapak/Ibu Wali Peserta Didik Kelas XII
SMK
Negeri 1 Ampelgading

Di Tempat

 

Menindaklanjuti Surat Edaran Kepala Dindikbud Provinsi Jawa Tengah Nomor : Surat Edaran Nomor : 400.3.8/71/2025 Tanggal 28 April 2025, Tentang Pelaksanaan Pengumuman Kelulusan Peserta Didik (Murid) Dari Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jawa Tengah Tahun Ajaran 2024/2025 maka SMK Negeri 1 Ampelgading maka diberitahukan hal-hal sebagai berikut :

1.        SMK Negeri 1 Ampelgading akan melaksanakan PENGUMUMAN KELULUSAN Kelas XII Tahun Pelajaran 2024/2025 pada:

Hari/Tanggal                       :  Senin, 5 Mei 2025

Waktu                                  :  Pukul 18.00 s.d. Selesai

Model                                  :  Daring atau Online

2.        Pengumuman dapat diakses secara daring dengan mengakses web sekolah di www.smkn1amga.sch.id atau via 

3.        Upacara Pelepasan Kelulusan Kelas XII akan dilaksanakan pada Hari Kamis, 15 Mei 2025 di Pukul 07.00 sd selesai di lapangan Upacara SMK Negeri 1 Ampelgading.

4.        Pada saat pengumuman kelulusan, peserta didik agar tidak melakukan perayaan kelulusan dengan cara konvoi, corat-coret dan melakukan kegiatan yang mengganggu ketertiban umum atau melaksanakan perayaan di tempat lain, dan berpotensi terjadi kerumunan.

5.        Sekolah dapat menampung dan menerima siswa yang akan menyumbangkan seragam sekolahnya untuk membantu sesama.

6.        Orang tua/wali peserta didik untuk dapat bekerjasama dalam melaksanakan pemantauan pada putra-putrinya masing-masing agar tidak melakukan aksi konvoi atau kegiatan yang mengganggu ketertiban umum.

7.        Surat Keterangan Lulus (SKL) bisa mulai diambil oleh siswa Kelas XII mulai Rabu, 7 Mei 2025 di ruang Tata Usaha (Jadwal Terlampir).

 

Demikian pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

Kepala SMKN 1 Ampelgading

TTD

Drs. Dihan Narso, M.Pd.

NIP 19670324 199412 1 001


Selasa, 29 April 2025

Deep Learning dalam Kurikulum

Deep Learning dalam kurikulum pendidikan bukanlah sebuah kurikulum baru yang menggantikan Kurikulum Merdeka, melainkan sebuah pendekatan pembelajaran yang menekankan pemahaman mendalam, berfikir kritis, dan pembelajaran yang lebih menyenangkan.Tujuan utamanya adalah memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa. 
Pendekatan Deep Learning dalam Pendidikan:
  • Mindful Learning:
    Mengutamakan kesadaran dan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, termasuk diskusi dan eksperimen, serta memperhatikan kebutuhan dan potensi individu. 
  • Meaningful Learning:
    Mendorong siswa untuk memahami konsep secara mendalam dan mengaitkannya dengan kehidupan nyata, serta mampu menjelaskan alasan di balik pengetahuan yang dipelajari. 
  • Joyful Learning:
    Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menggembirakan, sehingga siswa lebih termotivasi dan antusias dalam belajar. 
Pentingnya Deep Learning dalam Kurikulum:
  • Pemahaman Mendalam:
    Deep Learning menekankan pada pemahaman konsep secara mendalam, bukan sekadar hafalan. 
  • Keterlibatan Aktif:
    Siswa terlibat aktif dalam proses belajar, misalnya melalui diskusi, proyek, dan eksperimen. 
  • Penerapan Konsep:
    Siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipelajari dalam berbagai konteks kehidupan nyata. 
  • Pengalaman Belajar Bermakna:
    Deep Learning memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna dan relevan bagi siswa. 
Penerapan Deep Learning di Kurikulum
  • Integrasi dengan Kurikulum Merdeka:
    Deep Learning dapat menjadi salah satu pendekatan yang digunakan untuk mencapai tujuan Kurikulum Merdeka, yang menekankan fleksibilitas dan otonomi sekolah.
  • Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning):
    Siswa mengerjakan proyek-proyek yang relevan dengan materi pelajaran, sehingga mereka dapat memahami konsep secara lebih mendalam dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
  • Diskusi Kelas:
    Guru memfasilitasi diskusi kelas yang mendalam untuk menggali pemahaman siswa tentang suatu konsep.
  • Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning):
    Siswa diberikan masalah nyata yang harus mereka pecahkan, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah.
  • Integrasi Teknologi:
    Penggunaan teknologi dapat mendukung pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik, misalnya dengan penggunaan aplikasi atau perangkat lunak yang mendukung pembelajaran Deep Learning. 

Jumat, 14 Februari 2025

Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE

Board yang menggunakan chip ESP8266 seperti NodeMCU tidak secara langsung didukung oleh Arduino, sehingga kita perlu memasangnya secara manual.

Kita bisa menginstall board ESP8266 menggunakan board manager yang tersedia pada Arduino IDE. Di sini saya akan memberikan petunjuk bagaimana cara install board berbasis ESP8266 pada Arduino IDE.

Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE

Pada tutorial ini dibuat saya menggunakan Arduino IDE versi 1.8.13.

  1. Buka Arduino IDE.
  2. Buka Preferences melalui menu File > Preferences atau gunakan shortcut Ctrl + Koma (,).
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
  3. Kemudian pada bagian Additional Boards Manager URLs, paste URL di bawah ini pada kolom yang tersedia.
    https://arduino.esp8266.com/stable/package_esp8266com_index.json
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
    Jika kalian sudah pernah menambahkan URL board lain sebelumnya, paste URL ESP8266 tadi di bawahnya. Seperti gambar di bawah ini.
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
  4. Kemudian tekan OK.
  5. Kemudian buka Boards Manager melalui Tools > Board > Boards Manager.
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
  6. Kemudian cari board ESP8266 dengan mengetikkannya pada kolom pencarian.
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
  7. Klik Install dan tunggu hingga proses selesai. Biasanya ini akan sedikit memakan waktu. Karena Arduino IDE saya sudah terpasang board ESP8266, jadi tombol install tidak bisa di tekan.
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
  8. Jika proses download dan instalasi selesai seharusnya board ESP8266 sudah berlabel Installed.
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
  9. Kita bisa cek board ESP8266 melalui menu Tools > Board > ESP8266 Boards.
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
  10. Selesai, sekarang kalian sudah bisa memprogram board ESP8266 seperti board Arduino lainnya.

Cara Upload Program ke ESP8266


Setelah kita berhasil memasang board ESP8266 di Arduino IDE, kini saatnya kita melakukan percobaan dengan upload program. 

Kali ini kita hanya akan upload kode program sederhana, yaitu blink, karena tujuan kita hanya untuk memastikan board bekerja dengan baik atau tidak.

  1. Buka Arduino IDE.
  2. Hubungkan board ke komputer.
  3. Buka sketch Blink melalui File > Examples > 01. Basic > Blink.
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
  4. Kemudian pilih board yang kita gunakan melalui Tools > Board > ESP8266 Boards > Board kalian. Di sini saya menggunakan NodeMCU 1.0 (ESP-12E Module).
    Cara Install Board ESP8266/NodeMCU di Arduino IDE
  5. Pastikan memilih Port yang terhubung dengan board yang sedang digunakan. Kebetulan NodeMCU saya menggunakan Port COM 4.
  6. Kemudian tekan tombol Upload.
  7. Jika upload selesai seharusnya Led yang berada pada board akan berkedip.
  8. Selesai.


Minggu, 19 Januari 2025

Alat Ukur Listrik

 Alat ukur listrik adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur berbagai parameter dalam rangkaian listrik, seperti tegangan, arus, resistansi, dan daya. Berikut adalah beberapa jenis alat ukur listrik beserta fungsinya:

1. Voltmeter

  • Fungsi: Mengukur tegangan listrik (dalam volt) antara dua titik dalam rangkaian.
  • Jenis:
    • Analog: Menggunakan jarum untuk menunjukkan nilai tegangan.
    • Digital: Menampilkan angka secara langsung pada layar.

2. Amperemeter

  • Fungsi: Mengukur kuat arus listrik (dalam ampere) yang mengalir dalam rangkaian.
  • Jenis:
    • Analog: Menggunakan jarum.
    • Digital: Menampilkan angka pada layar.
  • Catatan: Biasanya dihubungkan seri dalam rangkaian.

3. Ohmmeter

  • Fungsi: Mengukur resistansi atau hambatan listrik (dalam ohm).
  • Jenis:
    • Standalone.
    • Bagian dari alat multimeter.

4. Multimeter

  • Fungsi: Alat serbaguna yang dapat mengukur tegangan, arus, dan resistansi.
  • Jenis:
    • Analog: Menggunakan jarum.
    • Digital: Menampilkan nilai secara numerik.
  • Banyak digunakan dalam aplikasi elektronik dan teknik listrik.

5. Wattmeter

  • Fungsi: Mengukur daya listrik (dalam watt) yang digunakan oleh perangkat listrik.
  • Biasanya digunakan pada sistem AC dan DC.

6. Clamp Meter

  • Fungsi: Mengukur arus listrik tanpa perlu memutus rangkaian, dengan cara menjepitkan sensor pada kabel yang dialiri arus.
  • Jenis:
    • Analog.
    • Digital.

7. Oscilloscope

  • Fungsi: Mengukur dan menampilkan sinyal listrik dalam bentuk grafik gelombang.
  • Digunakan untuk menganalisis sinyal AC, frekuensi, dan bentuk gelombang.

8. Megger (Insulation Tester)

  • Fungsi: Mengukur resistansi isolasi pada kabel atau peralatan listrik untuk memastikan tidak ada kebocoran arus.

9. Frequency Meter

  • Fungsi: Mengukur frekuensi sinyal listrik (dalam hertz).
  • Banyak digunakan di bidang komunikasi dan sistem AC.

10. Power Factor Meter

  • Fungsi: Mengukur faktor daya dalam sistem listrik, yang menunjukkan efisiensi penggunaan daya listrik.

11. Earth Tester

  • Fungsi: Mengukur resistansi pentanahan (grounding) untuk memastikan keamanan sistem listrik.

12. Lux Meter

  • Fungsi: Mengukur intensitas cahaya (dalam lux) yang berasal dari sumber listrik atau perangkat lampu.

13. Phase Sequence Indicator

  • Fungsi: Menentukan urutan fasa dalam sistem tiga fasa.

14. Energy Meter

  • Fungsi: Mengukur total energi listrik yang dikonsumsi oleh pengguna dalam periode tertentu (biasanya dalam kWh).

Kamis, 16 Januari 2025

Kelistrikan dan Elekronika

Ahmad Sholeh, S.Pd

Kelistrikan dan elektronika adalah dua bidang yang berkaitan erat, tetapi memiliki fokus yang berbeda dalam memahami dan memanfaatkan fenomena listrik. Berikut penjelasannya:

Kelistrikan

Kelistrikan adalah cabang ilmu yang mempelajari fenomena listrik, termasuk bagaimana listrik dihasilkan, dihantarkan, dan digunakan. Fokusnya lebih pada:

  1. Arus Listrik: Mempelajari aliran elektron dalam suatu rangkaian.
  2. Tegangan: Memahami perbedaan potensial yang menyebabkan arus mengalir.
  3. Daya dan Energi: Mengukur seberapa besar listrik digunakan (daya) dan dikonversi ke energi.
  4. Rangkaian Listrik: Melibatkan komponen seperti resistor, kapasitor, induktor, dan sumber daya listrik.
  5. Pemanfaatan Listrik: Penggunaan dalam sistem tenaga listrik, distribusi energi, dan aplikasi industri.

Elektronika

Elektronika adalah cabang ilmu yang lebih spesifik mempelajari aliran listrik dalam komponen semikonduktor dan rangkaian elektronik yang kompleks. Fokusnya meliputi:

  1. Komponen Elektronik: Mempelajari komponen seperti dioda, transistor, IC (integrated circuit), dan mikroprosesor.
  2. Pengolahan Sinyal: Mengolah sinyal analog dan digital untuk berbagai aplikasi.
  3. Sistem Kendali: Digunakan dalam perangkat otomatisasi, robotik, dan kontrol proses.
  4. Teknologi Digital: Mencakup komputer, perangkat komunikasi, dan alat elektronik modern.
  5. Miniaturisasi: Berfokus pada membuat perangkat yang lebih kecil dan efisien.

Perbedaan Utama

  • Kelistrikan lebih berfokus pada sistem skala besar seperti jaringan listrik dan mesin-mesin besar.
  • Elektronika cenderung pada sistem skala kecil dan berteknologi tinggi seperti perangkat elektronik dan sirkuit terintegrasi.

Kedua bidang ini saling melengkapi dan menjadi dasar dari banyak teknologi modern yang digunakan sehari-hari.

Elektronika industri adalah cabang elektronika yang berfokus pada penerapan teknologi elektronik dalam proses industri. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan otomatisasi di berbagai sektor manufaktur dan pengolahan. Elektronika industri mencakup perangkat, sistem, dan teknologi yang digunakan untuk mengontrol, memonitor, dan mengoptimalkan proses industri.

Komponen Utama Elektronika Industri

  1. Sensor dan Aktuator

    • Sensor: Mengukur parameter seperti suhu, tekanan, kelembapan, kecepatan, dan lainnya.
    • Aktuator: Mengubah sinyal listrik menjadi aksi mekanis (misalnya motor, katup, atau relay).
  2. Kontroler

    • PLC (Programmable Logic Controller): Komputer khusus untuk mengontrol proses otomatisasi.
    • DCS (Distributed Control System): Sistem kontrol terdistribusi yang digunakan untuk mengelola proses besar dan kompleks.
    • SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition): Sistem untuk memonitor dan mengontrol proses dari jarak jauh.
  3. Inverter dan Konverter

    • Mengatur kecepatan motor listrik dan mengubah daya listrik sesuai kebutuhan.
    • Contoh: VFD (Variable Frequency Drive) untuk mengontrol motor AC.
  4. Komunikasi Data

    • Protokol seperti Modbus, Profibus, dan Ethernet digunakan untuk menghubungkan perangkat elektronik dalam sistem kontrol industri.
  5. Sistem Robotik

    • Robot industri digunakan untuk tugas seperti pengelasan, perakitan, pengecatan, dan pengangkutan material.
  6. Sistem Tenaga

    • Mengelola distribusi dan kontrol daya listrik untuk memastikan efisiensi dan keselamatan.

Aplikasi Elektronika Industri

  1. Otomasi Manufaktur

    • Digunakan untuk mengendalikan proses produksi, perakitan, dan kontrol kualitas secara otomatis.
  2. Pengelolaan Energi

    • Mengoptimalkan penggunaan energi di pabrik, termasuk pengelolaan sistem tenaga surya dan baterai.
  3. Industri Proses

    • Penerapan dalam kilang minyak, pabrik kimia, dan pabrik pengolahan makanan.
  4. Transportasi dan Logistik

    • Sistem otomatisasi untuk penyortiran barang dan pengelolaan gudang.
  5. Pemantauan dan Diagnostik

    • Sistem untuk memonitor kondisi mesin dan mendeteksi kerusakan lebih awal (predictive maintenance).

Keuntungan Elektronika Industri

  • Meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
  • Mengurangi kesalahan manusia.
  • Memungkinkan kontrol jarak jauh dan otomatisasi proses.
  • Meningkatkan keselamatan kerja.
  • Mengurangi biaya operasional.

Elektronika industri menjadi tulang punggung revolusi industri modern, termasuk Industri 4.0, di mana teknologi seperti Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data semakin terintegrasi dalam proses industri.

Rabu, 08 Januari 2025

Jenis Pensil dan Garis

 A.    Jenis Alat Gambar

Pada saat kita menggambar sket tangan, gambar yang kita rencanakan dan kita kerjakan haruslah sesuai dengan kaidah dan standarisasi Internasional dari gambar teknik. Acuan penggambaran sketsa meliputi : jenis alat gambar, jenis goresan garis gambar, bentuk standarisasi huruf, type proyeksi yang digunakan, jenis penempatan ukuran, sistem toleransi dan cara pengerjaan serta informasi lain sebagai pendukung kelengkapan dari gambar sketsa. 

Didalam melakukan penggambaran sket, diharapkan kelak nantinya akan menjadi suatu cikal bakal gambar kerja yang mampu memberikan informasi yang lengkap, maka kita harus mengenali dahulu salah satu syarat penggambaran, yaitu : peralatan gambar. Pada dasarnya, ketika kita menggambar sket, alat gambar yang kita gunakan adalah pensil, tanpa menggunakan penggaris. Berikut ini adalah jenis dan klasifikasi dari pensil :

Jenis dan klasifikasi pensil

 Dari tabel diatas dapat kita ambil suatu kesimpulan bahwa tingkat kekerasan atau kelunakan suatu pensil ditentukan oleh besarnya angka yang menyertainya, semakin tinggi angka pada huruf H (hard) maka semakin keraslah pensil tersebut, demikian juga sebaliknya semakin tinggi angka pada huruf B (black) maka semakin lunak pulalah pensil tersebut. Sedangkan untuk klasifikasi sedang terdapat type 3H, 2H, H dan ditambah dengan F (firm), HB (half black) dan B (black).

Penggunaan standar pensil untuk menggambar sketsa, minimal mempunyai panjang inti pensil ± 7 – 10 mm, dan panjang serutan ± 25 mm.

standar serutan pensil

Penggunaan antara pensil serut dan pensil mekanik sangatlah berbeda, apabila menggunakan pensil mekanik, kita bisa langsung menggores untuk membuat suatu garis gambar dan tidaklah diperlukan suatu teknik khusus. Namun pada saat menggunakan pensil serut, kita harus terus menjaga ketajaman pensil saat digunakan. Pensil pada umumnya dapat diruncingkan dengan menggunakan serutan ataupun cutter, namun ketika digunakan menggambar diperlukan suatu teknik pada saat menggoreskannya agar tidak cepat tumpul.

Salah satu cara yang dapat digunakan adalah membuat kedudukan pensil terhadap garis yang akan dibuat ± membentuk sudut 60°, kemudian  pensil ditekan secara pelan-pelan, dan ditarik dengan diputar, sehingga akan didapatkan suatu garis yang rata dan tajam.

standar letak sudut, gerak dan posisi pensil

B.    Jenis Garis dan fungsinya

Jenis garis dan ukuran serta tebal dari suatu garis, sangat mutlak digunakan, baik pada gambar sketsa maupun pada suatu gambar kerja. Perbedaan ukuran dari garis merupakan standar internasional yang harus diikuti, meski yang kita kerjakan adalah suatu gambar sketsa. Standarisasi garis yang telah dikeluarkan oleh ISO R 128 antara lain :

  1. Garis tebal kontinyu : dipergunakan pada garis gambar kerja dan garis tepi.
  2. Garis tipis kontinyu : digunakan pada garis pengukuran, garis arsiran, garis bantu, garis proyeksi, garis petunjuk pengerjaan, garis tak-terlihat dan suatu garis nyata dari penampang yang diputar ditempat.
  3. Garis tipis kontinyu bebas : digunakan pada garis batas dari suatu potongan sebagian.
  4. Garis tipis kontinyu zig-zag : digunakan pada garis batas dari suatu potongan sebagian.
  5. Garis gores tebal : digunakan pada garis terhalang yaitu : garis nyata terhalang dan tepi terhalang.
  6. Garis gores tipis : digunakan pada garis terhalang yaitu : garis nyata terhalang dan tepi terhalang.
  7. Garis bergores tipis : digunakan pada garis lintasan, garis simetri dan garis sumbu.
  8. Garis bergores tipis dan ditebalkan pada bagian ujung-ujungnya serta bagian perubahan arah garis : digunakan pada garis potong.
  9. Garis bergores tebal : digunakan pada penunjukan bagian yang harus mendapatkan suatu perlakuan khusus.
  10. Garis bergores ganda tipis : digunakan pada bagian yang berdampingan dan batas kedudukan benda yang bergerak serta merupakan suatu garis sistem.