Kamis, 07 Agustus 2025

Resistor dalam Elektronika

Besar arus dan tegangan pada sebuah rangkaian elektronika disesuaikan dengan kebutuhan setiap komponen pada setiap blok rangkaian, jangan sampai melebihi batas maksimalnya karena akan mempengaruhi kerja dari sebuah blok rangkaian seperti cacat sinyal atau bisa mengakibatkan kerusakan komponendan juga jangan terlalu rendah karena kemungkinan rangkaian tidak bekerja optimal atau menghasilkan cacat sinyal. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan komponen yang mampu mengatur kebutuhan arus dan tegangan pada rangkaian, dan komponen tersebut adalah Resistor (R).


Resistor atau tahanan memiliki satuan nilai Ohm (Ω)sehingga ditemukanlah sebuah rumus yang dikenal dengan hukun Ohm (Ohm Law) untuk menghitung besar arus dan tegangan yang dihasilkan dari sebuah rangkaian resistorNilai resistor tersedia mulai dari ukuran terkecil 0,1 sampai ukuran terbesar dengan satuan MegaOhm (Jutaan Ohm).

Resistor
Resistor
Arus yang mengalir dapat dibatasi dengan resistor, contohnya pada resistor pembatas arus pada LED, Transistor atau komponen semikonduktor lainya yang rentan rusak akibat arus yang terlalu besar. Dan untuk mengatur besar tegangan contohnya pada rangkaian resistor pembagi tegangan atau  dikenal dengan Voltage Divider Resistor, atau pada pull down - pull up resistor input atau output IC digital (TTL)

Penjelasan diatas merupakan fungsi resistor sendiri terhadap arus dan tegangan, tetapi jika resistor dirangkai dengan komponen kapasitor dan induktor maka akan memiliki fungsi lain yaitu sebagai filter frekuensi.

Model dan Simbol Resistor

Model resistor ada dua, selain resistor yang memiliki nilai tetap, ada juga resistor yang nilainya bisa berubah secara manual seperti potensiometer dan nilainya berubah karena efek sensor seperti pada LDR yang nilainya resistansinya akan berubah karena intensistas cahaya yang mengenainya. Tetapi mereka tetap memiliki batas maksimum nilai resistansinya.

Kode yang dipakai sebagai standar internasional untuk komponen resistor adalah "R", dan ada dua simbol resistor yang digunakan pada skema rangkaian elektronika yaitu model kotak dan zig-zag. Berikut ini tabel simbol reistor dan beberapa contoh gambar model resistor.

Jenis dan Simbol Resistor
Jenis dan Simbol Resistor
  • LDR
Cahaya terang, redup atau gelap dapat merubah nilai resistansi sebuah LDR (Light Dependent Resistor)Bagian utama dari komponen ini adalah sensor photo resistif yang berfungsi menangkap intensitas cahaya sebuah LDR. Nilai resitansi akan semakin besar mencapai 10M ketika cahaya yang mengenai LDR semakin gelap dan sebaliknya semakinterangnya cahaya yang mengenai LDR akan mengecil sampai sekitar 100Ω. Dengan kata lain sensor cahaya adalah sebutan yang paling dikenal untuk LDR.
  • Thermistor (PTC / NTC)
Sensor suhu adalah sebutan yang populer untuk komponen Thermistor (Thermal Resistor)karena fungsinya komponen ini terbagi dua jenis yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient)semakin memanas suhu maka akan nilai resistansi akan membesar ini sifat yang dimiliki oleh PTC, dan menurunya nilai resistansi seiring mamanasnya suhu adalah sifat dari NTC.

Jenis dan Karakteristik Resistor

Untuk mengurangi masalah pada suatu rangkaian yang memerlukan akurasi tinggi, maka perlu diperhatikan resistor yang akan digunakan. Karakteristik setiap jenis resistor berbeda-beda, seperti rating tegangan dan arusnya, stabilitasnya, rating temperaturnya, dll. tetapi pada dasarnya yang membedakan jenis dari resistor adalah bahan dasar pembuatannyaDibawah ini saya coba jelaskan karakteristik dari beberapa jenis bahan resistor sebagai berikut:

1.Resistor Karbon.


Resistor Karbon
Resistor Karbon
Bahan dasar resistor karbon adalah serbuk karbon bertimbal yang dikomposisikan dengan keramik dan dikemas secara padat. Bersifat non induktif, batas daya mulai dari 1/4w sampai 2w, dan toleransi yang dimiliki mulai dari 5 s/d 20%, pada awal diproduksi resistor karbon memiliki nilai terkecil 1Ω dan nilai terbesar yang tersedia dipasaran adalah sampai 22MΩ, tetapi sayang sekarang hanya tersedia beberapa nilai saja. kelebihan reisistor ini ialah bekerja baik pada frekuensi tinggi tetapi kelemahannya jika panas menjadi tidak stabil.

2. Resistor Film


Resistor Film
Resistor Film
Resistor Film terdiri dari resistor metal film, resistor karbon film, dan Resistor oksida filmbahan dasarnya adalah metal murni seperti logam nikel atau oksida timah dan karbon yang dibentuk spiral (lilitan) diatas batang keramik bubuk yang dipadatkan atau substrat. Ketebalan dan kerapatan spiral menentukan nilai resistansi dari resistor film.

Jika dibandingkan dengan karbon film, resistor metal film memiliki stabilatas temperatur yang sangat baik dan noise yang dihasilkan rendah sekali (low noise) sehingga sangat baik digunakan untuk aplikasi frekuensi tinggi atau rangkaian radio frekuensi. Sedangkan resistor oksida film memiliki spesifikasi sangat baik dengan daya yang sangat tinggi dibanding resistor metal film.

Resistor film bekerja baik untuk daya rendah, dipasaran tersedia mulai 0,25w sampai dengan 2w dengan nilai terkecil mulai dari 0,1Ω sampai nilai terbesar 10MΩ. Kode resistor film diawali dengan "MFR" (contoh MFR 10KΩ), dan toleransi tersedia mulai dari 0,1% sampai tertinggi 5%. Sedangkan resistor karbon film diawali dengan kode "CF" (contoh CF 10kΩ) dan memiliki toleransi mulai dari 5% sampai 10%

3. Resistor Wirewound.


Resistor Wirewound
Resistor Wirewound
Bahan dasar resistor wirewound adalah kawat tipis nichrome atau sejenisnya yang dililitan secara spiral diatas kore keramik, biasanya digunakan untuk rangkaian daya besar dan resistor ini tersedia sampai 300w, namun nilai resistansi yang ada  terbatas mulai dari 0.01Ω s/d 100kΩ. resistor ini banyak dipakai pada rangkaian jembatan Whetstone. Memiliki resistansi antara 1 s/d 10%.
"Chassis Mounted Resistor" adalah sebutan lain dari resistor wirewound karena spek daya yang besar sehingga harus ditempelkan ke pendingin atau sasis untuk membuang panas yang dihasilkan.


Ada resistor yang lebih baik lagi secara spesifikasinya, seperti stabilitas temperaturnya, sangat low noise dan juga rating tegangan yang tinggi, resistor ini adalah resistor thick film yang dikenal sebagai resistor SMD (Surface Mount Resistors)kelemahan yang dimiliki reisstor ini cuma daya dan arus yang dimilikinya kecil.

Kode Warna Resistor

 

Kode Warna Resistor

Kenapa nilai resistor dikodekan dengan warna?.. sebetulnya pemakain kode warna ini adalah untuk mempermudah dalam pembacaan nilai resistansi sebuah resistor. Kode warna ini sengaja dibuat melingkar pada badan resistor supaya dapat mudah membaca dari sisi manapun. Kode warna ini ditemukan sekitar tahun 1920 oleh sebuah organisasi industri elektronik di Amerika dan Eropa.  Dan sekitar tahun 1957 ditetapkan menjadi standar internasional yang dikenal dengan standar EIA-RS-279.

Standar EIA-RS279 menetapkan model penghitungan kode warna menjadi tiga yaitu pengkodean empat warna dan lima warna yaitu hanya untuk menghitung nilai resistor dan toleransinya, dan pengkodean dengan enam warna yang dilengkapi dengan warna untuk nilai daya resistornya. Cara menghitung dari ketiga jenis pengkodean itu sedikit berbeda yaitu untuk nilai perkaliannya berada pada warna ke tiga untuk pengkodean dengan 4 warna, dan pada warna ke empat untuk pengkodean 5 warna sedangkan warna terakhir sama sebagai kode warna untuk nilai toleransi. Sedangkan untuk pengkodean 6 warna cara menghitungnya sama seperti kode 5 warna sedangkan warna ke enamnya sebagai nilai daya resistor tersebut. Untuk jelasnya cara menghitung kode warna dan untuk mempermudah menghapal nilai dari setiap kode warna bisa dilihat dari gambar dan tabel dibawah ini:

Kode Warna Resistor
Tabel dan Cara Menghitung Kode Warna Resistor

Batas daya pada resistor dengan pengkodean 3 dan 4 warna biasanya cukup dilihat dari ukuran fisik resistor, dan bukan sesuatu yang sulit jika sobat sudah terbiasa menggunakan komponen resistor. Bagi para pemula terutama siswa yang masih belajar elektronik ada cara untuk memudahkan menghapal kode-kode warna resistor, hampir semua guru elektronik memberi cara ini. Caranya yaitu dengan mengambil kasokata depannya saja dari setiap warna secara berurutan sesuai tabel diatasseperti dibawah ini:



Cara penulisan resistor ada beberapa model, perhatikan contoh penulisan nilai resistor dari ukuran terkecil sampai nilai terbesar sebagai berikut:

0.47Ω = R47 atau 0R47
680Ω = 680R atau 0K68
680KΩ = 680K atau 0M68
1MΩ = 1M0

Toleransi Resistor

Toleransi resistor adalah perbedaan antara nilai resistor yang tertulis terhadap nilai sebenarnya yang terukur. Perbedaan nilai ini terjadi saat memproduksi komponen tersebut akibat sedikit perubahan karakter bahan dasar karena efek panas, kepresisiankonstruksi bahan dll. perbedaan nilai yang tertulis dengan nilai real yang terukur biasanya berkisar 1% hingga 20% tergantung bahan dasar resistor yang digunakan. Satu contoh, sebuah resistor tertulis memiliki nilai 1kΩ dengan toleransi ± 20 % artinya jika resistor tersebut diukur dengan alat ukur ohm meter nilai yang akan terukur antara minimal 800Ω sampai dengan maksimal 1k2Ωperhatikan penjelasan berikut ini:
 
Nilai maksimum
 1kΩ atau 1000Ω + 20% = 1,200Ω

Nilai minimum
1kΩ atau 1000Ω – 20% = 800Ω

Selain dengan kode warna, nilai toleransi ada juga yang ditulis dengan hurup sebagai kodenya, contohnya pada resistor-resistor daya besar seperti resistor karbon yang berwana putih yang biasa dipakai pada penguat akhir amplifier tertulis nilai resistor 5k6 J  artinya resistor tersebut memiliki nilai resistansi 5600Ω  dengan tolerasni 5%. Kode-kode hurup untuk nilai toleransi adalah sebagai berikut:

        B artinya 0,1%, artinya 0,25%D artinya 0,5%, F artinya 1%G artinya 2%, J artinya 5%,
K artinya 10% dan artinya 20%

Transformator dalam Elektronika

 

Transformator

Transformator (Trafo) adalah komponen listrik yang berfungsi menurunkan tegangan AC (step-down) atau menaikan tegangan AC (step-up). Trafo dibangun dari dua buah lilitan yang terisolasi dan saling menginduksi, satu lilitan disebut lilitan primer yang akan menginduksi lilitan yang lainnya (sekunder). jumlah lilitan dan diameter kawat email dari setiap lilitan akan mempengaruhi tegangan dan arus yang dihasilkan pada bagian lilitan sekunder.

Trafo terdiri dari lilitan primer dan sekunder yang dililitkan bersama dan terisolasi pada lempengan-lempengan besi tipis yang disusun rapat sebagai core lilitan (inti besi). inti besi ini dibuat lempengan untuk mengurangi kerugian pada inti tersebut. Pada trafo step-down jumlah lilitan primer lebih banyak dibanding lilitan sekunder, sedangkan pada trafo step-up jumlah lilitan primer lebih sedikit dari lilitan sekunder.

Cara Kerja Transformator

Ketika lilitan primer diberikan tegangan ac, maka arus yang mengalir akan menimbulkan fluks magnetik pada lilitan primer yang akan menginduksi lilitan sekunder, akibatnya pada lilitan sekunder akan terjadi gaya gerak listrik (ggl) yang dikonversi menjadi tegangan output trafo.

Besar tegangan output trafo ditentukan oleh jumlah lilitan primer dibanding lilitan sekunder. Untuk menghitung tegangan output pada lilitan sekunder berlaku rumus:

Dimana : Vp = Tegangan Primer, Vs = Tegangan Sekunder, Np = Jumlah Lilitan Primer, Ns = Jumlah Lilitan Sekeunder

Faktor kerugian Trafo

Trafo disebut ideal ketika daya primer sama dengan daya sekunder, tetapi pada kenyataannya terjadi perbedaan daya sekunder yang lebih kecil dari daya primer, hal ini terjadi akibat kerugian yang dihasilkan dari histeristis core inti besi dan tahanan (resistansi) kawat email (tembaga).

Yang dimaksud kerugian inti besi dimana sebagian molekul fluks magnet yang dihasilkan oleh lilitan primer tertahan oleh core inti besi, akibatnya energi yang dihasilkan tidak sepenuhnya diinduksi pada lilitan sekunder.  Sedangkan kerugian kawat email dikarenakan adanya tahanan pada kawat email, sehingga arus yang tertahan pada kawat email tersebut akan dibuang melalui energi panas pada trafo. Untuk mengetahui kerugian arus pada lilitan kawat email ini berlaku rumus I2R

Dari penjelasan diatas tidak mungkin membuat trafo yang ideal 100%, tetapi Trafo dikatakan baik jika memiliki faktor kerugian maksimal 6% atau dengan kata lain memiliki efisiensi 94%. Untuk mengetahui berapa besar efisiensi dari sebuah trafo berlaku rumus:


Dimana : Ps = Daya sekunder, Pp = Daya primer, Is = Arus sekunder, Ip = Arus primer.

Teori Transistor, Jenis, Simbol, Fungsi dan Karakteristik

 Teori Transistor

Termasuk dalam komponen semikonduktor aktif adalah transistor, Transistor sebenarnya kepanjangan dari Transfer dan Varistor. Mengenal karakteristiknya transistor terbagi dua kategori ialah  Bipolar Junction Transistor (BJT)  dan Unipolar Transistor. Kerja transistor pada dasarnya difungsikan sebagai saklar elektronik (Switching) dan penguat sinyal (Amplifier).

TransistorSekitar tahun 1947an, Tiga orang ilmuwan fisika asal Amerika yaitu William Shockley beserta rekannya John Barden, dan W. H Brattain yang tergabung sebagai peneliti pada sebuah laboratorium milik perusahaan AT&T Bell, merekalah yang berhasil pertama kali menemukan Transistor 

Transistor adalah nama yang diberikan oleh ilmuwan John Robinson karena sifat kerjanya komponen ini yang dapat menghantarkan energi dengan kekuatan daya hantar dapat ditentukan dengan cara mengatur nilai tahanan pada bias pengontrolnya. Pernyataan ini sesuai dengan kepanjangan kata dari transistor yaitu Transfer (Pemindahan) dan Varistor (Variable Resistor).

Dan sekitar tahun 1958an, komponen transistor mulai digunakan pada rangkaian elektronik dalam projek-projek penelitian para ilmuwan tersebut.

 Jenis dan Simbol Transistor

1. Bipolar Junction Transistor (BJT)

Bi artinya dua dan Polar asal kata dari polarity yang artinya polaritasdengan kata lain bipolar junction transistor (BJT) adalah jenis Transistor yang memiliki dua polaritas yaitu hole (lubang) atau elektron sebagai carier (pembawa) untuk menghantarkan arus listrik. Prinsip dasar konstruksinya disusun seperti dari dua buah dioda yang disambungkan pada kutub yang sama yaitu Anoda dengan anoda sehingga menghasilkan transistor jenis NPN atau Katoda dengan katoda yang menjadi transistor jenis PNP. kaki pada transistor BJT ada 3 yaitu kaki Basis sebagai titik pertemuan dua dioda dan dua kaki lainnya adalah kolektor dan emiter. Perhatikan gambar berikut:


Simbol Transistor Bipolar
Simbol Transistor Bipolar

Konstruksi sambungan pada transistor BJT terdiri dari 2 lapisan penyangga atau sering disebut depletion layer, lapisan penyangga pertama yaitu antara kaki basis dan kolektor dan yang kedua lapisan penyangga antara basis dan emiter. Untuk membuat sambungan antara basis dengan emiter maka lapisan penyangga dibuat lebih tebal dibanding dengan lapisan penyangga untuk sambungan kolektor dan basis, tetapi ketebalan masing-masing lapisan ini dapat berubah sesuai besar arus pada yang diberikan pada kaki basis.

Seperti kita ketahui bahwa komponen dioda memiliki tegangan drop, itu juga terjadi untuk transistor, dimana tegangan drop ini tergantung dari bahan semikonduktor yang digunakan. umumnya untuk transistor berbahan silicon memiliki tegangan drop 0,7V. Tegangan drop ini adalah minimal tegangan yang bisa menembus lapisan penyangga pada transistor. Transistor BJT bekerja berdasarkan besar arus pada kaki basis sebagai biasnya, semakin besar arus bias pada kaki basis maka semakin besar juga arus yang dapat dihantarkan antara emiter ke kolektor..

Jika dijadikan sebagai rangkaian penguat atau amplifier, ada 3 konfigurasi rangkaian dasar penguatan transistor antara lain:
  1. Rangkaian penguat basis bersama (Common base), pada konfigurasi ini tegangan yang akan diperkuat.
  2. Rangkaian penguat kolektor bersama (Common Colector), Arus yang akan diperkuat pada konfigurasi ini.
  3. Rangkaian emiter bersama (Common eiter), Konfigurasi ini akan menghasilkan penguatan arus dan tegangan.
Artikel lainnya akan membahas lebih detail dari masing-masing konfigurasi rangkaianb diatas.

2. Unipolar Junction Transistor (UJT)

Uni artinya satu Polar artinya polaritas. Pada transistor UJT hanya satu polaritas saja yang dijadikan carier/pembawa muatan arus listrik, yaitu elektron saja atau hole/lubangnya saja, tergantung dari jenis transistor UJT tersebut. Karena prinsip kerjanya transistor ini berdasarkan dari efek medan listrik, maka transistor UJT lebih dikenal dengan nama FET (Field Efect Transistor) atau Transistor Efek Medan. Sama seperti transistor Bipolar FET juga memiliki 3 kaki tetapi dengan nama yang berbeda yaitu Gate (G) seperti basis pada transistor BJT, Drain (D) seperti koleltor dan Source (S) seperti emiter . .

Simbol FET
Simbol Field Efect Transistor (FET)

Berbeda dengan BJT, Arus Output pada kaki Drain ini dikontrol oleh besar tegangan pada kaki gate, Perubahan besar tegangan pada gate akan merubah besar arus pada kaki drain, efek membesar atau mengecilnya arus pada kaki drain ini ditentukan oleh konstruksi FETnya. FET dibagi dua jenis yaitu kanal P seperti BJT jenis NPN  dan FET kanal N seperti BJT jenis PNP, dan keluarga FET  yang sering digunakan yaitu JFET kepanjangan dari Junction-Field Efect Transistor dan MOSFET kepanjangan dari Metal Oxide Semiconductor-Field Efect Transistor . Cara kerja mosfet ada dua model dan ini ditentukan oleh konstruksinya yaitu Enhancement mode (mode penebalan) dan Depletion mode (mode penipisan), sedangkan cara kerja JFET hanya pada mode Depletion saja.

Untuk penjelasan masing-masing jenis FET dibahas pada artikel lain secara detail..

Karakteristik Transistor

Transistor bipolar dan Unipolar memiliki perbedaan karakteristik dari cara kerjanya, Ada kekurangan dan kelebihan dari keduanya.. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari tabel karakteristik transistor dibawah ini:

Karakteristik Transistor
Karakteristik Transistor


Cara kerja  J-FET dan cara kerja  MOSFET juga berbeda, dilihat dari tabel dibawah ini.

Cara Kerja FET
Cara Kerja FET

Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Pada FET dengan mode penebalan atau enhancement modes, Jika tegangan pada Gate bukan (0V) maka kondisi FET sama dengan "OFF" atau seperti switch yang terbuka, danFET akan "ON" seperti switch tertutup jika tegangan pada Gate diberi  (+V) untuk kanal-N. Dan proses sebaliknya terjadi untuk FET dengan jenis kanal-P
  • Sebaliknya pada FET deplestion mode (mode penipisan), jika gate tegangannya bukan (0V) maka FET pada kondisi "ON" (close switch). Dan akan "OFF" (close switch) jika tegangan untuk Gate diberi polaritas negatif (-V) prose ini berlaku untuk jenis FET kanal-N dan proses sebaliknya untuk FET jenis kanal-P

Minggu, 13 Juli 2025

DELAPAN DIMENSI PROFIL LULUSAN

 


1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME
Individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan YME dan menghayati serta mengamalkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kewargaan
Individu yang memiliki rasa cinta tanah air serta menghargai keberagaman budaya, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian dan tanggung jawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang berkaitan dengan keberlanjutan kehidupan, lingkungan, dan harmoni antarbangsa dalam konteks kebhinekaan global.

3. Penalaran Kritis
Individu yang mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah.

4. Kreativitas
Individu yang mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.

5. Kolaborasi
Individu yang mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.

6. Kemandirian
Individu yangmampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain.

7. Kesehatan
Individu yang memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).

8. Komunikasi
Individu yang memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi dan antarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.

Berikut adalah ringkasan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025. Setiap jenjang pendidikan dirangkum dalam tabel yang mencakup delapan dimensi profil lulusan.

SKL Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

 

Dimensi

Deskripsi Kompetensi

Keimanan dan Ketakwaan

Mengenal ajaran agama yang dianut, mempraktikkan ibadah sederhana, menunjukkan akhlak mulia (kasih sayang, kejujuran, keadilan, tanggung jawab) dengan bimbingan, serta mengenal hubungan dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan.

Kewargaan

Mengenali identitas diri, kebiasaan keluarga, aturan sederhana, pentingnya menjaga lingkungan, serta kesadaran sebagai warga Indonesia dan keberadaan negara lain.

Penalaran Kritis

Memiliki rasa ingin tahu, mengenali persamaan dan perbedaan objek, menyelesaikan masalah sederhana, serta menggunakan praliterasi dan pranumerasi terkait diri dan lingkungan.

Kreativitas

Menunjukkan imajinasi dan berpikir fleksibel melalui tindakan atau karya sederhana sesuai perkembangan kognitif, afektif, dan motorik.

Kolaborasi

Mengenali sikap peduli, berbagi, dan bekerja sama dengan teman sebaya melalui bimbingan dalam bermain dan interaksi.

Kemandirian

Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam pembelajaran dan pengembangan diri secara terbimbing.

Kesehatan

Mengenal kebiasaan hidup bersih dan sehat, menjaga kebugaran, kesehatan fisik dan mental, serta pentingnya kesehatan lingkungan.

Komunikasi

Mengenali kemampuan menyimak, berbicara, pramembaca, dan pramenulis dalam konteks pengalaman pribadi dan sosial menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal.

 

SKL Sekolah Dasar (SD)

 

Dimensi

Deskripsi Kompetensi

Keimanan dan Ketakwaan

Mengamalkan ajaran agama secara mandiri, berperilaku akhlak mulia (kasih sayang, kejujuran, keadilan, tanggung jawab), serta memahami hubungan dengan Tuhan, sesama, dan lingkungan.

Kewargaan

Mengenal identitas dan budaya diri, menghargai keragaman, menaati aturan, serta berpartisipasi menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Penalaran Kritis

Memiliki rasa ingin tahu, menganalisis masalah sederhana, menyampaikan argumen logis, memilah informasi relevan, serta menggunakan literasi dan numerasi untuk menyelesaikan masalah.

Kreativitas

Menyampaikan gagasan kreatif, membuat karya sederhana, dan menemukan alternatif solusi untuk masalah di lingkungan sekitar.

Kolaborasi

Menunjukkan sikap peduli, berbagi, dan bekerja sama dengan bimbingan di lingkungan sekolah dan keluarga.

Kemandirian

Menunjukkan tanggung jawab, mengatur diri dalam pembelajaran, dan berusaha meningkatkan kemampuan.

Kesehatan

Berperilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri, menjaga kebugaran, kesehatan fisik dan mental, serta kesehatan lingkungan.

Komunikasi

Mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dengan baik sesuai etika dalam konteks pribadi, sosial, dan pengetahuan menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal.

 

SKL Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Dimensi

Deskripsi Kompetensi

Keimanan dan Ketakwaan

Memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan kesadaran, menunjukkan akhlak mulia (kasih sayang, kejujuran, keadilan, tanggung jawab) secara konsisten, serta menjaga keseimbangan moralitas dan pengetahuan.

Kewargaan

Bangga terhadap identitas dan budaya, menghargai keragaman, menolak stereotip dan diskriminasi, menaati aturan, serta berpartisipasi aktif menjaga NKRI.

Penalaran Kritis

Memiliki rasa ingin tahu, menganalisis masalah dan gagasan, menyampaikan argumen logis terstruktur, memprioritaskan informasi, serta menggunakan literasi dan numerasi untuk menyelesaikan masalah.

Kreativitas

Mengembangkan gagasan inovatif, menciptakan karya kreatif yang kompleks, dan menemukan berbagai alternatif solusi untuk masalah lingkungan.

Kolaborasi

Menunjukkan sikap peduli, berbagi, dan bekerja sama dalam kelompok beragam di lingkungan sekolah.

Kemandirian

Bertanggung jawab, berinisiatif, serta melakukan refleksi untuk meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran.

Kesehatan

Membiasakan dan mengajak hidup bersih dan sehat, memahami kebugaran dan kesehatan fisik-mental, serta menjaga kesehatan lingkungan.

Komunikasi

Mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk menganalisis dan mengkomunikasikan gagasan sesuai etika dalam konteks pribadi, sosial, dan ilmu pengetahuan.

 

SKL Sekolah Menengah Atas (SMA)

 

Dimensi

Deskripsi Kompetensi

Keimanan dan Ketakwaan

Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama dengan kesadaran penuh, menunjukkan akhlak mulia yang mencerminkan kedewasaan moral dan spiritual, serta menjaga keseimbangan ilmu dan moralitas.

Kewargaan

Bangga terhadap identitas dan budaya, menghargai keragaman secara adil, menolak stereotip, menaati aturan, serta berinisiatif menjaga NKRI.

Penalaran Kritis

Memiliki rasa ingin tahu, menganalisis masalah kompleks, menyampaikan argumen berbasis bukti, memilah informasi valid, serta menggunakan literasi dan numerasi untuk menyelesaikan masalah.

Kreativitas

Menunjukkan perilaku produktif, menciptakan karya inovatif, dan menemukan solusi untuk masalah lingkungan.

Kolaborasi

Menunjukkan sikap peduli, berbagi secara aktif, dan bekerja sama dalam kelompok beragam di sekolah dan masyarakat.

Kemandirian

Bertanggung jawab, berinisiatif, beradaptasi, dan melakukan refleksi untuk meningkatkan kemampuan.

Kesehatan

Mengembangkan kesadaran hidup bersih dan sehat secara konsisten, menerapkan prinsip kebugaran dan kesehatan, serta menjaga kesehatan lingkungan.

Komunikasi

Mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk menganalisis, mengevaluasi, dan mengomunikasikan gagasan sesuai etika dalam konteks keilmuan menggunakan berbagai moda komunikasi.

 

SKL Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

 

Dimensi

Deskripsi Kompetensi

Keimanan dan Ketakwaan

Memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama dengan kesadaran, menunjukkan akhlak mulia di kehidupan pribadi, sosial, dan kerja, serta menjaga keseimbangan ilmu dan moralitas.

Kewargaan

Bangga terhadap identitas dan budaya, menghargai keragaman secara adil, menolak stereotip, menaati aturan, serta berinisiatif menjaga NKRI.

Penalaran Kritis

Memiliki rasa ingin tahu, menganalisis masalah kompleks terkait keahlian, menyampaikan argumen berbasis bukti, memilah informasi valid, serta menggunakan literasi dan numerasi untuk menyelesaikan masalah.

Kreativitas

Menunjukkan perilaku produktif, menciptakan karya inovatif sesuai bidang keahlian, dan menemukan solusi untuk masalah lingkungan.

Kolaborasi

Menunjukkan sikap peduli, berbagi secara aktif, dan bekerja sama dalam kelompok beragam di sekolah, masyarakat, dan dunia kerja.

Kemandirian

Bertanggung jawab, berinisiatif, beradaptasi, memiliki etos kerja, dan melakukan refleksi untuk meningkatkan kemampuan keahlian.

Kesehatan

Mengembangkan kesadaran hidup bersih dan sehat, menerapkan prinsip kebugaran, kesehatan, dan keselamatan kerja, serta menjaga kesehatan lingkungan.

Komunikasi

Mampu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis untuk menganalisis dan mengomunikasikan gagasan sesuai etika dalam konteks keahlian dan dunia kerja menggunakan berbagai moda komunikasi.

Sabtu, 17 Mei 2025

Komponen Aktif Dan Pasif Dalam Elektronika: Perbedaan Dan Penggunaannya

 Komponen aktif dan pasif elektronika adalah dua jenis komponen penting yang digunakan dalam pembuatan sirkuit elektronik. Keduanya memiliki peran yang berbeda dalam memungkinkan aliran arus listrik dan menghasilkan efek elektronik yang diinginkan. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang perbedaan antara komponen aktif dan pasif elektronika, serta penggunaannya dalam rangkaian elektronik.

Komponen Pasif Elektronika

Komponen pasif elektronika tidak memerlukan sumber daya tambahan untuk melakukan tugasnya. Mereka bekerja sebagai penghambat, penyimpan, atau penghubung sirkuit. Beberapa contoh komponen pasif elektronika yang umum digunakan antara lain:

  1. Resistor: Resistor adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur arus listrik dalam sebuah sirkuit. Komponen ini memperkenalkan hambatan dalam sirkuit untuk mengontrol arus listrik yang mengalir.

  2. Kapasitor: Kapasitor adalah komponen pasif elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Mereka biasanya digunakan dalam sirkuit filter, dan dalam rangkaian pengatur daya.

  3. Induktor: Induktor adalah komponen pasif elektronika yang memanfaatkan medan magnetik untuk menyimpan energi. Mereka digunakan dalam rangkaian pengatur daya, dan sirkuit frekuensi tinggi.

Komponen Aktif Elektronika

Komponen aktif elektronika memerlukan sumber daya listrik tambahan untuk melaksanakan tugasnya. Komponen ini dapat memperkuat, mengubah atau menghasilkan sinyal elektronik. Beberapa contoh komponen aktif elektronika yang umum digunakan antara lain:

  1. Transistor: Transistor adalah komponen aktif elektronika yang dapat memperkuat atau memotong arus listrik dalam sebuah sirkuit. Mereka digunakan dalam banyak aplikasi elektronik, termasuk penguat audio dan logika digital.

  2. Dioda: Dioda adalah komponen aktif elektronika yang memungkinkan arus listrik mengalir hanya dalam satu arah. Mereka digunakan dalam rangkaian pengatur daya dan deteksi sinyal.

  3. IC (Integrated Circuit): IC adalah kombinasi dari beberapa komponen elektronik ke dalam satu paket. IC dapat melakukan berbagai tugas, termasuk penguat, filter, dan pembangkit sinyal.

Penggunaan Komponen Aktif dan Pasif dalam Rangkaian Elektronik

Kombinasi antara komponen aktif dan pasif dalam sebuah sirkuit memungkinkan pengendalian arus listrik dan penyediaan sinyal elektronik. Dalam rangkaian elektronik, komponen pasif seperti resistor dan kapasitor digunakan untuk mengatur aliran arus dan memperkenalkan hambatan dalam sirkuit. Sementara itu, komponen aktif seperti transistor dan IC digunakan untuk memperkuat sinyal elektronik dan melakukan tugas pengatur daya.


Setelah memahami perbedaan antara komponen aktif dan pasif, maka penting untuk mengetahui contoh dari masing-masing jenis komponen elektronika tersebut.

Beberapa contoh komponen aktif meliputi:

  1. Transistor: Komponen ini digunakan untuk memperkuat atau memperlemah sinyal listrik. Transistor dapat digunakan sebagai switch atau amplifier.

  2. Integrated Circuit (IC): IC adalah rangkaian elektronik yang terdiri dari beberapa komponen aktif dan pasif yang terintegrasi dalam satu chip. IC banyak digunakan dalam perangkat elektronik modern, seperti komputer dan telepon pintar.

  3. Diode: Komponen ini digunakan untuk mengalirkan arus listrik hanya dalam satu arah. Diode dapat digunakan dalam rangkaian penyearah (rectifier) dan stabilisator tegangan.

  4. Optocoupler: Komponen ini digunakan untuk menghubungkan dua rangkaian listrik secara terpisah melalui cahaya. Optocoupler biasanya digunakan untuk mengisolasi rangkaian listrik yang rentan terhadap interferensi elektromagnetik atau ketika terdapat perbedaan tegangan yang signifikan.

Beberapa contoh komponen pasif meliputi:

  1. Resistor: Komponen ini digunakan untuk mengatur arus listrik dan menurunkan tegangan. Resistor sering digunakan dalam rangkaian elektronik sebagai pembatas arus atau pengatur tegangan.

  2. Kapasitor: Komponen ini digunakan untuk menyimpan muatan listrik dan melepaskannya kembali ke dalam rangkaian. Kapasitor sering digunakan dalam rangkaian filter dan sebagai penyimpan energi.

  3. Induktor: Komponen ini digunakan untuk menyimpan energi magnetik dan menghasilkan medan magnetik. Induktor sering digunakan dalam rangkaian filter dan sebagai komponen dalam transformator.

  4. Kristal osilator: Komponen ini digunakan untuk menghasilkan sinyal osilasi yang stabil dan presisi. Kristal osilator sering digunakan dalam rangkaian pemrosesan sinyal digital dan komunikasi nirkabel.

Dalam dunia elektronika, komponen aktif dan pasif memiliki peran yang sangat penting dalam merancang dan membangun rangkaian elektronik. Kedua jenis komponen tersebut saling melengkapi dan dibutuhkan dalam rangkaian elektronik modern. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai kedua jenis komponen ini akan sangat membantu untuk mengoptimalkan kinerja dari rangkaian elektronik yang dibuat.