MULTIVIBRATOR
Dalam dunia elektronik banyak proses yang pada prinsipnya sekedar
memutus atau menghubungkan suatau rangkaian listrik (proses
pensaklaran). Proses tersebut harus memenuhi syarat tertentu, yakni
cepat (tidak timbul getaran) dan tidak menimbulkan percikan bunga api
listrik. Saklar mekanik atau manual tidak dapat memnuhi persyaratan
tersebut. karena saklar mekanik memiliki kelembaman yang relative besar
sehingga kecepatannya terbatas. selain itu, saklar mekanik juga
menimbulkan percikan bungan api listrik yang dapat membakar bahan yang
bersinggungan. proses pemsaklaran tersebut dapat kita jumpai pada sistem
pewaktu agar suatu rangkaian dapat bekerja ataupun tidak bekerja dalam
selang waktu tertentu. Misalkan rangkaian pewaktu untuk membuat agar
sebuah relay dapat tertutup atau terputus dalam selang waktu tertentu.
Juga sering kita perlukan rangkaian yang dapat memodulasi lebar pulsa
dan penunda waktu (time delay ). Rangkaian elektronik yang mempunyai
kemampuan untuk membuat waktu tunda atau lebar pulsa tertentu ini lebih
jauh akan kita pelajari dalam multivibrator monostabil. Multivibrator
sebenarnya merupakan rangkaian elektronik yang menghasilkan gelombang
tetap, atau gelombang lain yang bukan sinusoida. seperti gelombang segi
empat dan gelombang gigi gergaji. Nama multivibrator diturunkan dari
kenyataan bahwa gelombang kotak terdiri dari sejumlah besar gelombang
sinusoida dengan frekuensi yang berbeda-beda(berdasarkan analisis deret
fourier).
Selain flip-flop dan monostabil, ada jenis multivibrator lain yaitu
multivibrator astabil dan picu Schmitt. Keduanya sering berperan sebagai
osilator yang menghasilkan pulsa kotak (square). Pulsa kotak yang
stabil dengan frekuensi tententu dalam elektronika digital lebih dikenal
sebagai detak(clock). Detak ini penting, bahkan sangat penting, dalam
operasi suatu piranti elektronika digital seperti computer dan
kalkulator.
1. Multivibrator Monostabil
Rangkaian multivibrator monostabil mempunyai keluaran dengan satu
keadaan stabil (mantap). Rangkaian tersebut tetap dalam keadaan
stabilnya sampai ada pemicu. Sekali dipicu, keluarannya berubah dari
keadaan stabilnya tadi ke keadaan tak stabil (keadaan baru). Keadaan tak
stabil itu bertahan selama waktu tertentu, dan setelah itu dengan
sendirinya kembali ke keadaan stabilnya lagi. Ternyata monostabil
merupakan rangkaian yang penting bahkan sangat penting untuk
membangkitkan pulsa output yang lebarnya dan amplitudonya tetap..
Sebutan lain untuk monostabil adalah eka-mantap, oneshot, atau monoflop.
Monostabil dapat dibuat dengan menggunakan gerbang logika NAND yang
dilengkapi dengan resistor dan kapasitor sebagai komponen pewaktunya.
Terdapat dua jenis monostabil yaitu monostabil terpicu positif dan
negatif.

Masukan pemicu mula-mula dianggap T=0, keluaran

=1,
dan keluaran Q=0. perhatikan keluaran dari NAND-2 dalam keadaan 1
sehingga K=1. pada saat masukan T berubah dari 0 ke 1 (terpicu positif),
tentu saja kedua masukan NAND-1 ada pada keadaan 1, sehingga

berubah
dari 1 ke 0. tetapi begitu T berubah dari 0 ke 1, maka keluaran dari
NAND-2 juga berubah menjadi 0. muatan pada kapasitor C yang mula-mula
memberikan K=1 sedikit demi sedikit dikosongkan melalui resistor R
sehingga tegangan pada K turun menjadi 0. perubahan K dari 1 ke 0 ini
akan melewati tegangan ambang yang akan menyebabkan K dianggap 0. pada
saata ini, keluaran NAND-1, yaitu

akan kembali ke keadaan 1 lagi (keadaan sebelum dipicu). lama pulsa t (keadaan tak stabil) di

tersebut tergantung pada resistansi R dan kapasitansi C yang terpasang, berlaku t=RC.
Karena NAND-3 berperan sebagai NOT, maka antara

dan Q saling komplemen, artinya

=1 maka Q=0, dan sebaliknya jika

=0
maka Q=1. Kelemahan dari monostabil terpicu positif adalah adanya
syarat agar pulsa pemicu di T harus lebih lama dari pulsa keluaran di

hal ini dikarenakan oleh adanya hubungan langsung antara T dengan salah satu masukan NAND-1 yang menyebabkan jika T=0 maka

=1. Sehingga jika T berubah ke 0 lagi sebelum pulsa pemicu T mencapai tegangan ambang maka lebar pulsa keluaran

tidak
cepat samadengan R.C dan tentu saja harga t (lama tak stabil) pasti
kurang dari R.C. Jenis lain dari monostabil adalah yang terpicu negative
(dipicu dari 1 ke nol). Cara menyusunnya antara lain dengan menambahkan
NAND-4 seperti gambar dibawah ini:

Mula-mula T=1 dan

= 1, keadaan ini adalah stabil. jika T berubah dari 1 ke nol maka
keluaran NAND-4 dalam keadaan 1(A=1). Karena masukan NAND-1 keduanya
dalam keadaan 1 maka

= 0. selanjutnya tegangan di titik B semakin lama semakin turun akibat
lucutan muatan pada C melalui R . sehingga pada saat melewati tegangan
ambang membuat

=1 kembali semula. dengan demikian keluaran

menjadi tidak tergantung pada perubahan masukan T dari 0 ke 1, oleh
karenanya benar-benar berlaku bahwa lama keadaan tak stabilnya adalah t =
R.C. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat bentuk pulsa monostabil terpicu
positif dan terpicu negative pada gambar berikut:

Masih banyak cara untuk menyusun monostabil dari gerbang logika lain,
seperti NOT ataupun NOR bahkan menggunakan NAND dengan konfigurasi yang
berbeda-beda. Pada gambar 9.4 tampak rangkaian monostabil dari gerbang
NAND dengan konfigurasi yang berbeda dengan sebelumnya. Misalnya
mula-mula

adalah stabil dalam keadaan 1. Ketika pulsa sempit 0 dikenakan pada
masukan A, maka keluaran NAND-1 menjadi 1 dan melalui C2 memuat kedua
masukan NAND-2 dalam keadaan 1. Hal ini menghasilkan keluaran pada
NAND-2 menjadi 0 yang menjamin keluaran NAND-1 tetap 1 meskipun pulsa
masukan telah berakhir. Sekarang C2 membuang muatan melalkui R2 dan
dengan demikian kedua masukan NAND-2 menjadi 0. Keadaan ini membuat
kelluran NAND-2 menjadi 1 dan keluaran NAND-1 menjadi1. Akhirnya
rangkaian tersebut mencapai keadaan stabilnya lagi dengan masukan NAND-1
dalam keadaan 1 dan keluaran NAND-2 juga 1. Lama monostabil tersebut
dalam keadaan tidak stabil ditentukan oleh nilai R2 dan C2.
2. Multivibrator Astabil
Multivibrator astabil merupakan rangkaian yang keadaan pada
keluarannya tidak stabilpada satu keadaan, tetapi berubah terus menerus
dari keadaan 0 kekeadaan 1 berulang secara bergantian. Astabil bias
digunakan sebagai osilator yang menghasilkan gelombang kotak (square).
Masalah yang biasa dihadapi adalah menyangkut kestabilan frekuensi
keluaran Astabil. Astabil banyak digunakan dalam rangkaian digital untuk
membangkitkan rentetan gelombang kotak untuk keperluan
pendetakan(clock). Rangkaian digital seperti pencacah, register, dan
lain lain mutlak memerlukan gelombang kotak yang dapat diandalkan.
Ada banyak cara untuk menyusun rangkain Astabil dengan gerbang
logika. Sebagai contoh pada gambar disajikan rangkaian Astabil dari
gerbang logika NAND yang dilengkapi dengan resistor R dan kapasitor C
sebagai penentu frekuensi.

Mula-mula
masukan NAND-1 yaitu titik A=0, maka titik B=1 dan titik D=0. Oleh
karena itu B=1 dan A=0, maka tegangan B lebih tinggi dari pada A dan
arus mengalir dari B ke A melalui R. akibatnya kapasitor C akan terisi
dan tegangannya naik sedikit demi sedikit hingga menuju 1. Pada saat
A=1, maka B berubah dari 1 ke 0. Keadaan sekarang menjadi terbalik dari
sebelumnya. Karena B=0 dan A=1, maka arus mengalir dari A ke B melalui R
sedemikian hingga tegangan A turun sedikit demi sedikit. Ketika A=0
maka B berubah dari 0 ke 1 lagi. Demikian seterusnya, peristiwa tersebut
terjadi secara berulang sehingga timbul osilasi. Gerbang NAND-3 dan
NAND-4 berfungsi sebagai pembentuk gelombang kotak.
- 1. PICU SCHMITT (SCHMITT TRIGGER)
Picu Schmitt sebenarnya merupakan rangkaian bistabil (flip-flop) yang
keadaan keluarannya dikendalikan melalui tingkat tegangan pada
masukannya. Picu Schmitt sering digunakan untuk mengubah masukan
gelombang sinus menjadi gelombang kotak. Gelombang kotak tersebut dapat
menyediakan pulsa pemicu yang tajam untuk mengendalikan rangkaian
lain. Picu Schmitt sangat baik untuk pembentukan kembali pulsa-pulsa
yang cacat pada tepi-tepinya, atau dengan kata lain Picu Schmitt sangat
handal untuk penghapusan desah (noise) yang menumpang pada suatu
isyarat.
Rangkaian Picu Schmitt dapat dibuat dengan menggunakan gerbang logika
NAND tiga masukan sejumlah tiga buah, dan dua diantara tiga tersebut
dirangkai untuk membuat bistabil. Rangkaian Picu Schmitt seutuhnya
dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini:

Suatu bentuk rangkaian astabil yang sederhana dapat dibuat dengan
menggunakan Picu Schmitt. Sebagai contoh astabil dari PicuSchmitt 7413
atau 7411 dapat dilihat pada gambar

Jika masukan NAND-1 yaitu A=0 maka titik B=1 dan arus akan mengalir
dari B ke A melalui R. Akibatnya keadaan A menjadi naik menuju 1. Jika
A=1, maka B akan berubah dari 1 ke 0 dan arus mengalir dari A ke B
melalui R. Demikian seterusnya proses tersebut terjadi berulang-ulang.
Jika diperhatikan dengan seksama, keadan Q selalu berkebalikan dengan
keadaan B, artinya jika B=0, maka Q=1 dan jika B=1, maka Q=0. Ternyata
frekuensi keluaran astabil yang tersusun dari Picu Schmitt dapat
diandalkan kestabilannya.

Picu
Schmitt bersifat sebagai komparator yang memiliki dua tingkat tegangan
pada masukannya. Bila tingkat tegangan itu dilampaui oleh suatu isyarat
masukan maka keluarannya akan mengalami perubahan keadaan. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan gambar 9.11. V+ adalah tegangan ambang atas dan
V- menyatakan tegangan ambang bawah. Jika tegangan masukan Vi>V-
maka keadaan keluarannya menjadi tinggi, dan jika Vi<V+ maka keadaan
keluarannya menjadi rendah. Karena ambang atas dan bawah tidak sama
mengakibatkan Picu Schmitt mempunyai histerisis. Kurva histerisisnya
tampak pada gambar

Histerisis
inilah yang menjadi cirri khas Picu Schmitt yaitu bahwa rangkaian tidak
segera menyambung balik sesudah isyarat masukan turun tepat di bawah
suatu tegangan ambang (atas) tetapi pada tingkat tegangan yang jauh
lebih rendah (pada ambang bawah). Lambang Picu Schmitt dengan
histerisis sebagai cirri khasnya tampak pada gambar

Cara
lain untuk membangun raangkaian Picu Schmitt adalah menggnakan suatu
penyangga (buffer) seperti CD-4050 dengan memasang balikan positif
seperti tampak pada gambar

Secara praktis harga-harga ambang atas dan bawah dapat dinyatakan sebagai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar