Minggu, 11 Mei 2025

Tantangan pembelajaran di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) pada era AI (Artificial Intelligence)

 Oleh : Ahmad Sholeh, S.Pd., M.Kom

BAB I  PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang sangat pesat, khususnya di bidang Artificial Intelligence (AI), membawa dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai lembaga pendidikan vokasi dituntut untuk mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja terampil dan siap pakai di dunia industri. Namun, kemajuan teknologi juga menimbulkan tantangan baru, terutama terkait dengan relevansi kompetensi lulusan dengan kebutuhan industri 4.0 yang semakin didominasi oleh otomatisasi dan kecerdasan buatan.

1.2 Rumusan Masalah

  1. Apa saja tantangan pembelajaran di SMK pada era AI?

  2. Faktor apa yang menyebabkan tantangan tersebut muncul?

  3. Bagaimana solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi tantangan tersebut?

1.3 Tujuan Penulisan

  • Mengidentifikasi tantangan utama dalam pembelajaran di SMK di era AI.

  • Menjelaskan penyebab dari tantangan-tantangan tersebut.

  • Memberikan saran strategis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran vokasi di tengah perkembangan teknologi AI.


BAB II 

TINJAUAN PUSTAKA

Artificial Intelligence (AI) adalah cabang ilmu komputer yang berkaitan dengan penciptaan sistem yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya memerlukan kecerdasan manusia. Dalam konteks pendidikan, AI berperan dalam pembelajaran adaptif, otomatisasi penilaian, dan analisis data pembelajaran. Menurut laporan World Economic Forum (2020), AI dan otomasi akan menggantikan beberapa jenis pekerjaan tetapi juga menciptakan banyak pekerjaan baru, terutama di bidang teknologi.

SMK sebagai lembaga pendidikan kejuruan memiliki misi penting untuk menyiapkan peserta didik agar memiliki keahlian spesifik yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Maka dari itu, pendidikan SMK harus terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi, termasuk integrasi AI dalam proses pembelajaran.

Seiring dengan perkembangan tersebut, pendidikan vokasi seperti di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan transformasi digital ini. AI tidak hanya menjadi materi pembelajaran baru, tetapi juga memengaruhi cara pengajaran dan keterampilan yang harus dimiliki lulusan SMK. Dunia industri kini semakin mengandalkan teknologi berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, sehingga kompetensi lulusan SMK harus diarahkan pada kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, serta penguasaan teknologi digital. Ketidaksiapan dalam mengintegrasikan AI ke dalam sistem pembelajaran akan menyebabkan kesenjangan antara lulusan SMK dengan kebutuhan nyata dunia kerja. Oleh karena itu, adaptasi kurikulum, pelatihan guru, serta penyediaan infrastruktur teknologi menjadi aspek krusial untuk menjawab tantangan era kecerdasan buatan ini..

Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah proses pendidikan yang difokuskan pada penguasaan kompetensi keahlian tertentu, yang disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri. SMK bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja, memiliki keterampilan teknis, serta mampu bersaing di pasar tenaga kerja nasional maupun global. Karakteristik utama pembelajaran di SMK adalah bersifat praktik (praktikum), kontekstual, dan berbasis pada dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Dalam pelaksanaannya, pembelajaran di SMK terdiri atas dua bagian utama: pembelajaran teori di kelas dan pembelajaran praktik di laboratorium, bengkel, atau langsung di dunia industri melalui program seperti Praktik Kerja Lapangan (PKL). Pendekatan ini bertujuan agar peserta didik tidak hanya memahami konsep, tetapi juga mampu mengaplikasikannya secara langsung di lapangan kerja.

Dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat cepat, termasuk kemunculan teknologi Artificial Intelligence (AI), pembelajaran di SMK harus turut berkembang agar tetap relevan. Ini mencakup penyesuaian kurikulum, penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, dan peningkatan kompetensi guru agar mampu membekali siswa dengan keterampilan abad 21.


BAB III: PEMBAHASAN

3.1 Tantangan Pembelajaran di SMK pada Era AI

a. Kurikulum yang Kurang Relevan

Sebagian besar kurikulum SMK masih berbasis pada kebutuhan industri konvensional, belum menyesuaikan diri dengan perkembangan AI dan otomasi. Hal ini membuat lulusan SMK tidak sepenuhnya siap menghadapi tantangan dunia kerja modern.

b. Keterbatasan Kompetensi Guru

Banyak guru belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup mengenai AI, baik secara teknis maupun pedagogis. Minimnya pelatihan dan pembaruan keahlian menjadi hambatan dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis teknologi mutakhir.

c. Infrastruktur dan Akses Teknologi yang Tidak Merata

Kendala infrastruktur seperti laboratorium komputer, perangkat lunak AI, dan konektivitas internet menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis digital dan AI.

d. Kesenjangan antara Dunia Pendidikan dan Dunia Industri

Masih terdapat jurang yang cukup lebar antara apa yang diajarkan di SMK dan kebutuhan nyata industri yang sudah mulai mengadopsi teknologi AI.

e. Ketidaksiapan Siswa Menghadapi Teknologi Canggih

Sebagian siswa memiliki tingkat literasi digital yang rendah. Hal ini menghambat pemahaman mereka terhadap konsep-konsep dasar AI dan teknologi terkait lainnya.

3.2 Solusi dan Rekomendasi

  • Revitalisasi Kurikulum
    Kurikulum SMK perlu diperbarui agar memasukkan keterampilan abad 21, termasuk pengenalan AI dasar, pemrograman, dan data science.

  • Peningkatan Kompetensi Guru
    Guru perlu mendapatkan pelatihan rutin tentang teknologi terkini. Pemerintah dan sekolah dapat bekerja sama dengan lembaga pelatihan atau industri teknologi.

  • Penguatan Kerja Sama Industri
    Melalui program magang, teaching factory, dan pembelajaran berbasis proyek dari industri, siswa dapat belajar langsung dari praktik nyata.

  • Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur
    Pemerintah dan pihak swasta perlu berinvestasi dalam pengembangan laboratorium teknologi di SMK.

  • Pengembangan Platform Pembelajaran Digital
    Siswa dan guru dapat mengakses materi-materi AI melalui platform daring, termasuk pembelajaran berbasis open-source.


BAB IV: PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Tantangan pembelajaran di SMK pada era AI meliputi kurikulum yang kurang relevan, keterbatasan kompetensi guru, infrastruktur yang belum memadai, serta kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia industri. Untuk menjawab tantangan tersebut, diperlukan reformasi kurikulum, peningkatan kompetensi guru, kerja sama dengan industri, serta investasi dalam infrastruktur teknologi.

4.2 Saran

  • Pemerintah perlu mempercepat adaptasi kurikulum SMK terhadap perkembangan AI.

  • Sekolah hendaknya lebih proaktif dalam membangun kemitraan dengan perusahaan teknologi.

  • Guru dan siswa harus terus mengembangkan diri agar tidak tertinggal dalam arus perkembangan zaman.


DAFTAR PUSTAKA

  • World Economic Forum. (2020). The Future of Jobs Report.

  • Kemendikbud. (2022). Strategi Pendidikan Vokasi di Era Digital.

  • BPS Indonesia. (2021). Tren Ketenagakerjaan dan Otomasi di Indonesia.

  • OECD. (2021). AI and the Future of Skills.



Tidak ada komentar: