Jika
sebelumnya saya pernah merekomendasikan Linux Mint untuk pengguna pemula
Linux, maka sekarang saya berani merekomendasikan Zorin OS sebagai
alternatif lainnya. Mengapa? Ada beberapa hal yang membuat Zorin OS
layak dijadikan pilihan bagi mereka yang baru mulai ‘mencicipi’ Linux,
terutama jika sebelumnya sudah terbiasa dengan Microsoft Windows.
Sebenarnya Zorin OS merupakan distro Linux (varian Linux) turunan Ubuntu,
yang notabene adalah salah satu distro terpopuler sejak beberapa tahun
terakhir ini. Lalu, apa sih bedanya dengan Ubuntu? Apa yang membuat
Zorin OS layak dipilih oleh pengguna pemula daripada Ubuntu?
8 Hal yang Membedakan Zorin OS dengan Ubuntu:
- Sudah ‘built-in’ dengan codec multimedia.
Ya, di dalam paket ISO instalasi Zorin OS ini sudah dilengkapi dengan ‘Ubuntu
restricted extras’. Paket tersebut berisi beberapa plugin/ekstensi untuk memutar berbagai format file audio maupun video. Contohnya beberapa varian ‘Gstreamer’. Bahkan juga sudah ditambahkan dengan Adobe Flash plugin. Jadi, Anda tak perlu khawatir lagi ketika ingin memutar lagu, video, maupun file animasi berupa flash. Nah, kalau di Ubuntu, Anda masih harus berjuang lagi untuk menginstal paket codec multimedia ini :) - Sudah ‘include’ dengan Microsoft Truetype Corefonts.
Artinya, Zorin OS ini sudah dilengkapi dengan koleksi fonts standar dari Microsotf. Misalnya Andale, Arial, Verdana, Georgia, Times New Roman, Courier New, Trebuchet MS, Comic Sans MS, dan Webdings. Jadi, Anda tak perlu khawatir jika tampilan font pada website atau pada aplikasi Office yang Anda buka tidak sebagus atau seperti yang biasa tampil di Windows.
- Sudah dilengkapi dengan aplikasi Wine.
Wine bisa diibaratkan sebagai jembatan atau media perantara untuk menjalankan aplikasi berbasis Windows di Linux. Misalnya Anda ingin menginstal Macromedia Dreamweaver di Linux. Maka Anda cukup menjalankan file .exe installernya, lalu tinggal melakukan langkah-langkah instalasi seperti yang biasa Anda lakukan di Windows. Jadi dengan Wine ini, kita bisa menginstal aplikasi berbasis Windows di Linux (walaupun ada beberapa aplikasi yang masih gagal diinstal berdasarkan pengalaman saya menggunakannya).Enaknya, paket Wine di Zorin OS ini sudah pula dilengkapi dengan ‘PlayOnLinux’ dan ‘Winericks’ (untuk mempermudah Anda melakukan konfigurasi atau pengaturan dalam menggunakan Wine).
- Sudah dilengkapi dengan GIMP.
GIMP adalah aplikasi untuk mengedit gambar di Linux. Bisa dibilang sebagai Photoshop-nya Linux. Nah, jika Anda baru menginstal Ubuntu, Anda tidak akan menemukan aplikasi ini dalam default aplikasi Grafisnya. Jadi, Anda masih harus menginstalnya melalui Ubuntu Software Center. Beda dengan Zorin OS ini yang sudah ‘built-in’ dengan GIMP. Anda tinggal pakai saja (tak perlu repot-repot instal lagi).
- Sudah dilengkapi dengan GParted dan Ubuntu-Tweak.
Gparted adalah aplikasi untuk melakukan segala pekerjaan terkait dengan ‘partitioning’ atau pembagian partisi. Termasuk pengeditan partisi yang ada. Sedangkan Ubuntu-Tweak berfungsi untuk melakukan pembersihan sistem dari file-file sampah. Selain itu, juga bisa untuk melakukan kustomisasi Linux Anda. Nah, kedua fitur/aplikasi in belum ‘include’ pada Ubuntu, sedangkan pada Zorin OS sudah bisa langsung Anda gunakan.
- Sudah dilengkapi aplikasi FireWall.
Aplikasi ini harus Anda aktifkan dulu melalui sub menu ‘System’ > ‘Administration’. Untuk cara penggunaannya, silakan cari tutorialnya di Internet :)
- Sangat enak untuk dikustomisasi.
Ada beberapa utilitas atau fitur pendukung kustomisasi yang bisa sangat memanjakan Anda pada Zorin OS ini. Di antara fitur tersebut yaitu:
- Zorin OS Look Changer.
Seperti yang Anda lihat pada screenshot-nya di atas, Anda bisa
memilih tampilan menu utama, apakah mau seperti Windows 7, Gnome
(Linux), atau Windows XP. - GnoMenu Settings.
Menu ini bisa Anda akses dengan cara melakukan klik kanan pada tombol
menu utama Zorin OS (yang ada di sudut kiri bawah), tepatnya yang
berupa huruf Z di dalam bulatan itu. Setelah melakukan klik kanan di
situ, coba pilih ‘Properties’. Maka akan muncul jendela menu untuk
melakukan kustomisasi tema seperti di bawah ini.
Ada total 15 tema yang bisa Anda pilih sesuai selera untuk tampilan menu utama Zorin OS ini. Inilah salah satu fitur yang paling saya sukai dari Zorin OS. Membuat saya tidak mudah jenuh dengan tampilan yang itu-itu saja ^_^ Mayoritas tema yang disediakan juga keren-keren menurut saya.
- Zorin OS Look Changer.
- Sudah dilengkapi VLC Media Player & OpenShot Video Editor.
VLC merupakan salah satu aplikasi pemutar video yang paling populer. Di antara kelebihannya yaitu mendukung lebih banyak format video dan sudah dilengkapi dengan fitur effect serta equalizer. Nah, kalau OpenShot Video Editor tentu Anda sudah tahu jika hanya membaca nama aplikasinya. Ya, gunanya yaitu untuk melakukan editing video.
Zorin OS = Ubuntu Rasa Windows 7 ?
Dalam beberapa hal, tampilan antarmuka (‘interface’) Zorin OS memang
agak meniru/mengadopsi Windows 7. Misalnya pada menu utama yang ada di
sudut kiri bawah.
Begitu pula tampilan ‘tooltip’ saat kita mengarahkan pointer mouse di
atas task jendela aplikasi yang sedang aktif (pada panel bawahnya).
Lihatlah tampilan ‘tooltip’ berikut ini.
Mirip dengan di Windows 7, bukan? Ya, walaupun masih belum sehalus di Windows 7 dan di desktop KDE versi 4.7.
Di luar kedua hal itu, tampilan jendela aplikasi pada Zorin OS masih belum bisa menyamai keindahan Desktop ‘Aero’ milik Windows 7-nya Microsoft. Tidak ada sesuatu yang istimewa dari desain/tampilan jendela aplikasi di Zorin OS, kecuali efek ‘shadow’-nya (efek berbayang). Begitu pula pada jendela ‘pop-up’-nya.
Mirip dengan di Windows 7, bukan? Ya, walaupun masih belum sehalus di Windows 7 dan di desktop KDE versi 4.7.
Di luar kedua hal itu, tampilan jendela aplikasi pada Zorin OS masih belum bisa menyamai keindahan Desktop ‘Aero’ milik Windows 7-nya Microsoft. Tidak ada sesuatu yang istimewa dari desain/tampilan jendela aplikasi di Zorin OS, kecuali efek ‘shadow’-nya (efek berbayang). Begitu pula pada jendela ‘pop-up’-nya.
Tampilan File Manager
Aplikasi file manager Zorin OS ini menggunakan Naulitus Elementary 2.32.2.Kurang suka dengan Google Chrome sebagai peramban default-nya?
Jangan khawatir. Anda tinggal buka menu ‘Internet Browser Manager’ di kategori Internet. Lalu tinggal klik tombol Install untuk memasangnya pada komputer Anda. Tentu saja komputer Anda harus terhubung dengan Internet. Sebelumnya Anda perlu memasukkan password root terlebih dahulu.Manajemen Paket Aplikasi dan Pembaruan Sistem.
Untuk poin ini, Zorin OS tidak ada bedanya dengan Ubuntu. Repositori aplikasinya masih menggunakan repositori Ubuntu. Misalnya pada Zorin OS versi 5.2 yang merupakan turunan dari Ubuntu 11.04 Natty Narwhal. Reponya bersumber pada repo Natty Narwhal. Bahkan keterangan sistemnya juga jelas-jelas masih berupa Ubuntu 11.04 (lihat pada screenshot di bawah ini).Hmm, kenapa tidak diubah saja ya menjadi Zorin OS? Kesannya, pengembang Zorin OS masih kurang berani keluar dari kotak atau membuat perbedaan yang tegas. Coba lihat Linux Mint yang jelas-jelas berani mengubah keterangan nama sistem atau nama kodenya.
Oya, untuk menginstal atau meremove aplikasi di Zorin OS, Anda bisa melakukannya melalui 3 cara, yaitu:
- Melalui ‘Ubuntu Software Center’.
- Melalui ‘Synaptic Package Manager’.
- Melalui ‘Update Manager’.
sudo apt-get update && sudo apt-get upgrade
saja sudah terselesaikan.Kustomisasi Lebih Lanjut melalui Compiz.
Zorin OS ini juga sudah dilengkapi dengan aplikasi ‘Compiz’ untuk mempercantik tampilan desktop Anda, terutama untuk memberi efek-efek menarik nan atraktif. Dijamin para pengguna Windows akan ‘ngiri’ melihatnya ^_^ Sayangnya, saya tidak bisa memanfaatkannya (berhubung ‘VGA card’ yang saya miliki tidak mendukung) :(Pilih Mana, Zorin OS 5.2 atau 3.2 LTS?
Saya sengaja mengunduh dan memasang kedua versi terkini Zorin OS
tersebut (agar bisa mengetahui perbedaan nyata antara keduanya).
Hasilnya:
‘VLC Media Player’ pada Zorin OS 5.2 terkadang masih suka ‘hang’ saat memutar video tertentu. Ini tidak saya alami ketika menggunakan VLC bawaan Zorin OS 3.2 LTS. Begitu pula ‘Totem Movie Player’. Kasusnya sama (lebih stabil di Zorin OS 3.2 LTS).
‘RhythmBox’ menjadi aplikasi default pemutar audio di Zorin OS 3.2 LTS, sedangkan pada Zorin OS 5.2 sudah diganti dengan Banshe. Saya pribadi lebih menyukai ‘Banshe’ ketimbang ‘RhythmBox’
.
‘VLC Media Player’ pada Zorin OS 5.2 terkadang masih suka ‘hang’ saat memutar video tertentu. Ini tidak saya alami ketika menggunakan VLC bawaan Zorin OS 3.2 LTS. Begitu pula ‘Totem Movie Player’. Kasusnya sama (lebih stabil di Zorin OS 3.2 LTS).
‘RhythmBox’ menjadi aplikasi default pemutar audio di Zorin OS 3.2 LTS, sedangkan pada Zorin OS 5.2 sudah diganti dengan Banshe. Saya pribadi lebih menyukai ‘Banshe’ ketimbang ‘RhythmBox’
.
Jadi, jika ingin performa yang lebih stabil, lebih baik Anda pilih Zorin OS versi 3.2 LTS
(yang notabene merupakan turunan dari Ubuntu 10.04 Lucid Lynx).
Lagipula, masa dukungnya lebih lama, yakni sampai bulan April 2013.
Sedangkan dukungan terhadap Zorin OS 5.2 lebih singkat, yaitu hingga
Oktober 2012. Namun jika ingin yang lebih ‘up-to-date’, silakan pilih
versi 5.2.
Dari sisi kernel, Zorin OS 3.2 menggunakan kernel 2.6.32 generic, sedangkan Zorin OS 5.2 menggunakan kernel Linux 2.6.38-12-generic. Mana yang terbaik? Sulit menjawabnya.
Dari sisi kernel, Zorin OS 3.2 menggunakan kernel 2.6.32 generic, sedangkan Zorin OS 5.2 menggunakan kernel Linux 2.6.38-12-generic. Mana yang terbaik? Sulit menjawabnya.
Kesimpulan
Zorin OS adalah distro Linux yang
jelas-jelas diperuntukkan bagi pengguna pemula, tepatnya bagi mereka
yang ingin mudah beradaptasi dengan Linux (setelah sekian lama terbiasa
dengan Windows). Anda serius ingin pindah ke Linux dari Windows? Atau
sekadar ingin lebih serius mencoba Linux? Zorin OS adalah pilihan yang
tepat untuk itu (selain Linux Mint).
Dengan default aplikasi yang lumayan lengkap, tampilan menawan,
keleluasaan kustomisasi, kemudahan instalasi paket-paket software, serta
antarmuka yang sangat ramah dan mudah digunakan, rasanya distro ini
akan menjadi pesaing Linux Mint untuk target pemula.Lalu apa kekurangannya? Kalau menurut saya cuma masih tanggung saja dalam membuat pembedaan dengan Ubuntu sebagai induknya. Terutama dari sisi nama manajer paket dan nama sistemnya. Misalnya keterangan pada list menu di ‘boot-loader’ GRUB (yang jelas-jelas masih tertulis Ubuntu).